Jumat, 27 September 2013




Jum'at, 27 September 2013

Posting by Rachmat Tenri Abeng

Di  Sulawesi Tengah(Ampana)

            STRATEGI YAHUDI MENGUASAI DUNIA


A. Konsep Dasar Pandangan Yahudi Mengenai Manusia
1. Sistem Yahudi dilihat dari dua titik pandang yaitu dari pihak Yahudi dan dari pihak non-Yahudi (Goyim).
2. Yahudi adalah manusia pilihan Tuhan untuk memperlakukan Goyim semaunya.
3. Manusia (Goyim) adalah binatang yang menjadi jarahan Yahudi.
4. Manusia (Goyim) yang berinsting jelek lebih banyak jumlahnya daripada yang berinsting baik.
5. Setiap manusia serakah dengan kekuasaan.

B. Konsep Dasar Metodologi Yahudi.
1. Mencampuradukkan yang haq dengan yang bathil
2. Memanipulasi sesuatu kebenaran.
3. Menyamar sebagai/menyamarkan sesuatu kebenaran.
4. Meragu-ragukan sesuatu kebenaran.
5. Merekayasa sesuatu kebenaran.

C. Aqidah (Ideologi) Strategis Adalah Liberalisme dalam Sistem Kapitalisme.
Liberalisme adalah paham kebebasan dalam berpikir, bertindak, bergaul, berekonomi, bersosial budaya, berpolitik, berhukum dan beragama. Liberalisme berkembang melalui perdagangan, filsafat, sastra, pengajaran dan pendidikan, pertunjukkan, perfilman, pers, media massa cetak dan elektronik, perang, club, perhimpunan, dan lain-lain. Bagi Yahudi, liberalisme berfungsi untuk mengurai ikatan dan memperlemah tradisi agama, kebudayaan dan pemerintahan Goyim secara sistematis, bertahap tanpa terasa ke dalam pengaruh dan pengendalian program zionisme (Super Government), dari pemerintahan atas nama agama menjadi pemerintahan sekuler yang kemudian selanjutnya ke dalam kerajaan King David (Protokol Yahudi, artikel 1;24).
Liberalisme melahirkan:
1. Humanisme.
2. Individualisme.
3. Demokrasi.
4. Mekanisme Pasar (Pasar Bebas).
5. Sosialisme.
6. Komunisme.
Ini semua adalah umpan Yahudi.

Keterangan

C1. Humanisme
Pada abad ke-13 sesudah perang salib, di Eropa bangkitlah jaman Renaisans yang menggerakkan Ajaran Humanisme. Humanisme mengajarkan: “Manusia di atas segala-galanya”. Kalaupun mereka menyebut Tuhan, itu Tuhan dalam pikiran manusia itu sendiri, bukan Tuhan yang sesungguhnya yang serba mutlak transandental. Itulah Tuhan deisme. Hidup matinya untuk manusia: kemanusiaan, keadilan, kebenaran, kebebasan, persamaan, persaudaraan, hak asasi manusia, dedikasi profesiaonalisme, pendeknya segala macam selogan yang berkedok berwajah luhur dan manusiawi. Kemanusiaan dijadikan tujuan hidup selain Allah. Kemanusiaan disembah sebagai Tuhan. Kemanusiaan menjadi sumber etika, moral, dan hukum menggantikan etika, moral, dan hukum agama. Demikianlah Liberalisme melahirkan Humanisme sebagai agama baru bagi kebanyakan manusia modern. Dengan humanisme harus dapat memusnakan harkat dan martabat manusia yang hakiki. Dengan demikian humanisme adalah jalan yang empuk untuk memperbudak umat manusia. Pada zaman modern ini Humanisme sudah meresap ke dalam hati, perasaan, pikiran, dan perilaku kebanyakan manusia, telah menjiwai peradaban dan kebudayaan kebanyakan masyarakat dan bangsa di dunia.


C2. Individualisme
Semangat berpikir dan hidup bebas membangunkan ajaran Individualisme. Individualisme mengajarkan kepentingan diri (pribadi) melebihi segala-galanya menjadi dasar hak asasi manusia yang serba menentukan. Perilaku ekonomi manusia ditentukan oleh pribadi-pribadi, bukan oleh ajaran agama, pemerintah, dan negara. Hukum yang mengatur hubungan manusia berdasarkan hak asasi manusia, bukan kewajiban kepada Tuhan dan negara. Negara, pemerintah, bahkan Tuhan hanya sekedar pelayan manusia pribadi. Hak asasi yang tumbuh di atas non-iman kepada Allah akan membentuk pribadi-pribadi berkamoflase dengan agama, kemanusiaan, keadilan, kebenaran, dan kebajikan, sebagai slogan dan tipu muslihat belaka. Konsekuensinya, individulisme melahirkan manusia dan masyarakat berakhlak rendah dan sekuler serta suka menindas.

C3. Demokrasi
Demokrasi (kedaulatan rakyat) hanya sekedar slogan pemikat hati rakyat untuk mendukung pemerintahan Kapitalisme yang dikendalikan dengan uang oleh Yahudi. Sejak Revolusi Perancis hingga sekarang, Demokrasi tidak pernah berpihak kepada rakyat kecil, selalu menjadi alat bagi kaum konglomerat/borjuis dan kalangan elit untuk membenarkan dan melegitimasikan kekuasaannya. Bagi rakyat kecil, demokrasi dengan perangkat partai politiknya memberikan harapan kosong yang fatamorganis dari jaman ke jaman. Nyata-nyata penindasan dan ketidakadilan semakin merajalela di tengah propaganda kebebasan, hak asasi manusia (HAM), keadilan, kebenaran, dan sebagainya. Namun sayang, manusia banyak yang senang dengan tipu dayanya.

C4. Mekanisme Pasar (Pasar Bebas)
Sejak Revolusi Industri, Yahudi melalui agen-agennya dengan gencar mempropagandakan sistem ekonomi pasar bebas secara filosofis dan ilmiah sebagai jalan yang aman bagi sistem kapitalismenya. Negara (pemerintah) tidak boleh ikut campur dalam kegiatan ekonomi dan penetapan harga; biarkanlah harga terbentuk menurut mekanisme pasar. Dengan muslihat ini, mafia Yahudi dengan aman mempermainkan arus barang, jasa, uang, dan modal dalam upaya menguasai uang dan kapital (despotisme of money and capital). Dengan cara ini, Yahudi menguasai ekonomi dan politik dunia secara terkendali.

C5. Sosialime
Revolusi Industri dan mekanisme pasar menimbulkan kemelaratan bagi kaum buruh dan rakyat kecil. Untuk mengendalikan reaksi dan perlawanan kaum buruh dan rakyat kecil, Yahudi melalui agen-agennya mendirikan sosialisme dalam berbagai visi dan misi. Pada tahun 1917 Gerakan Sosialisme ini pecah menjadi dua kekuatan yang kelihatannya bertentangan, yaitu sosialisme yang nebeng dengan kapitalisme yang disebut sosialis kanan, dengan komunisme yang konfrontatif dengan kapitalisme yang biasa disebut sosialis kiri. Dua-duanya bersifat internasional (internasionalisme) dan dikendalikan oleh Yahudi.

C6. Komunisme
Komunisme direkayasa oleh Yahudi melalui agen-agennya (Karl Max, Engels, Lenin) untuk menampung dan mengendalikan gerakan anti kapitalisme dan imperialisme yang radikal. Propaganda Komunisme bagi kaum buruh dan rakyat yang melarat adalah surga dunia, hidup sama rata sama rasa, diktator proletar. Namun kenyataannya, Uni Soviet menjadi Penjara Dunia untuk memperbudak rakyat Rusia yang tadinya paling keras anti Yahudinya. Sesudah generasi budak terbentuk, Uni Soviet dibubarkan lagi melalui agen-agennya karena tak diperlukan lagi.

D. Strategi Operasional.
1. Countrary Way.
2. Heteredox Way.
3. Radicalis Way.
4. Terroris Way.
5. Premanis Way
6. Competitive Way.
7. Conflict Way.
8. Pluralis Way.
9. Reformis Way.
10. Irrational Way.
Ini semua adalah jebakan atau perangkap Yahudi.

Keterangan:

D1. Countrary Way (Dengan cara-cara yang berlawanan/bertentangan)
Di atas permukaan nampak hal yang urusannya sama ada bermacam-macam, berlawanan, bertentangan satu dengan yang lainnya, tapi secara rahasia di bawah jaringan kendali atau pengaruh Yahudi. Ada yang direkayasanya secara langsung atau tak langsung dan ada pula yang sudah ada tanpa rekayasanya dimanfaatkan bila diperlukan. Goyim bebas memilih opsi yang mana, itu semua perangkap Yahudi. Wilayah garapannya luas, mulai dari pemikiran sampai praktek (Muamalah) dalam berbagai aspek kehidupan. Cara ini strategis untuk menampung dan melayani seluruh ambisi, pandangan, tujuan, misi, dan visi Goyim di seluruh dunia. Dengan cara ini, Goyim bisa diotak-atik, dipengaruhi, diarahkan, dikendalikan, sesuai dengan kebutuhan program Yahudi.
a. Dalam filsafat: Idealisme dipertentangkan dengan Materialisme.
b. Dalam Ideologi: Kapitalisme dipertentangkan dengan Komunisme.
c. Dalam Ekonomi: Mekanisme Pasar versus Mekanisme Sentral (Penetapan harga oleh pemerintah).
d. Dalam Politik: Theokrasi dipertentangkan dengan Demokrasi.
e. Dalam Partai Politik: Ideologi Liberal dipertentangkan dengan Ideologi Komunis. Partai Ekstrim Kiri versu Partai Ekstrim Kanan versus Moderat. Partai Komunis versus Partai Nasionalis versus Partai Agama.
f. Dalam Organisasi Massa: berbagai organisasi massa dipertentangkan antara yang satu dengan yang lainnya.
g. Dalam Pemerintahan: dipertentangkan Rakyat dengan Pemerintah, Pemerintahan Sipil dengan militer, Pemerintah Pusat dengan Daerah, dan sebagainya.
h. Dalam Negara: dipertentangkan antar suku, antar etnis, antar agama, antar golongan, dan sebagainya.
i. Dalam Kebudayaan: dipertentangkan kebudayaan nasional dengan kebudayaan daerah, kebudayaan asing dengan kebudayaan agama.
j. Dalam Agama: dipertentangkan antar agama, antar sekte agama, antar mazhab, antar berbagai pandangan dan pendapat mengenai agama.
k. Dalam Pers dan Siaran: ada yang pro Yahudi, yang kontra Yahudi, dan yang netral. Dalam acara siaran, koran, majalah, dan sebagainya ada acara/kolom porno dan ada pula acara/kolom agama.
l. Dalam Pendidikan: ada pendidikan sekuler, pendidikan nasional, dan pendidikan agama.

D2. Heterodox Way (Dengan Cara Penyimpangan).
Dengan cara Heterodox, Yahudi melalui agen-agen dan pion-pionnya menyimpangkan pemikiran, pemahaman, dan praktek agama dari sumber aslinya secara ilmiah tanpa terasa yang dilakukannya secara bertahap dalam berbagai aspek kehidupan menurut kebutuhan program Zionisme yang komprehensif dan terpadu.
a. Dalam agama Nasrani: Agama Nabi Isa diselewengkan oleh Paulus menjadi agama Kristen yang berpecah belah menjadi agama Katolik Romawi, Katolik Ortodox, dan Protestan yang bermacam-macam pula.
b. Dalam Agama Islam: Agama Islam dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w terpecah menjadi Mahzab Sunni dan Mahzab Syiah, kemudian selanjutnya ada penyelewengan seperti Ahmadiyah, Bahai, Druz, dan sebagainya.
c. Dalam Politik: ayat-ayat dan hadis Nabi digunakan untuk membenarkan ideologi, misi, visi, dan politik cara Barat (sekulerisme).
d. Dalam Ekonomi: ayat-ayat dan hadis Nabi digunakan untuk membenarkan sistem ekonomi kapitalis dan sosialis dalam sistem kapitalisme.
e. Dalam Kebudayaan: ayat-ayat dan hadis Nabi digunakan untuk membenarkan kebudayaan Barat seperti pergaulan bebas, pakaian bebas, kesenian pragmatis, dan pendidikan sekuler (pragmatisme dan sekulerisme).
f. Dalam hukum: ayat-ayat dan hadis Nabi digunakan untuk membenarkan hukum Barat (sekulerisme dan pragmatisme).
g. Dalam Pemerintahan: ayat-ayat dan hadis Nabi digunakan untuk membenarkan pemerintahan sekuler (sekulerisme dan pragmatisme).

D3. Radicalis Way (Dengan Cara Radikal).
Dengan cara radikal mendorong revolusi yang menimbulkan perang dan membawa perubahan peta politik/pemerintahan. Perhatikanlah Revolusi Perancis yang menimbulkan perubahan peta politik di Eropa Barat. Perang Dunia I yang menjatuhkan dan menghancurkan Kerajaan Tsar di Rusia dan Khilafah Islmiah yang mengubah peta politik di Eropa Timur dan Timur Tengah. Perang Dunia II mengubah peta politik Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, Timur Jauh, dan Afrika. Semuanya itu dalam rangka melaksanakan program Yahudi/Zionisme untuk menguasai dunia dan memperbudak umat manusia.

D4. Terroris Way (Dengan Cara Teror).
Organisasi rahasia Yahudi menggerakkan dan memanfaatkan berbagai Organisasi Rahasia Anti Yahudi untuk menteror sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka melaksanakan program Yahudi jangka pendek dan jangka panjang. Kadang-kadang perang diawali dengan teror pembunuhan tokoh/sasaran strategis untuk memancing peledakan perang atau sebagai alasan untuk memerangi sasaran yang telah ditargetkan sebelumnya. Lagi pula, Yahudi merekayasa melalui jaringan gerakan Anti Yahudi atau pers/penyiaran untuk membenarkan ide terorisasi sebagai jalan yang seakan-akan untuk menyukseskan perjuangan Goyim.

D5. Premanis Way (Dengan Cara Preman).
Preman itu modalnya brutal dan kekuatan fisik. Cukup dipelihara dengan minuman keras menjadi “Tenaga Siap” digunakan untuk kekerasan apa saja bila diperlukan. Untuk menodong, merampok, mencopet, mengancam, menyelundup, mengawal, menjaga, membunuh, berdemonstrasi, membakar dan mendobrak, mengamuk, mengacak-acak obyek sasaran. Tenaga-tenaga Revolusioner, keamanan, militer, partai, dan mafia dapat direkrut dari sini. Organisasi Rahasia Yahudi akan menggunakannya secara selektif, tepat, dan efektif dalam rangka mendukung kelancaran jalannya program Zionisme.
Kekerasan radikal, premanisme, terorisme, berakar dari Bad Instinct (Insting Jelek/Jahat) seperti dinyatakan dalam artikel I Protokol Yahudi.

D6. Competitive Way (Dengan Cara Persaingan).
Yahudi memanfaatkan mekanisme persaingan dalam berbagai kehidupan manusia agar nampak segala sesuatu berjalan secara alami. Dengan menggunakan mekanisme persaingan, Yahudi menyeleksi bibit unggul dan berhasil dalam segala lapangan kehidupan, yang digunakan untuk menyukseskan programnya. Dengan mekanisme persaingan, Yahudi mendorong dan mengendalikan perubahan dan kemajuan masyarakat secara berangsur-angsur sesuai dengan kepentingan programnya. Dalam hubungan sosial, Yahudi mengintroduksi dan mengembangkan pergaulan bebas dan pakaian buka aurat. Dalam pendidikan bagi Goyim, Yahudi mengembangkan kurikulum sekuler. Dalam lapangan ekonomi, Yahudi mengembangkan moral Homoeconomicus yaitu mekanisme pasar (pasar bebas). Yahudi berhasil menguasai ekonomi dunia lewat kedok ini. Kedok untuk mengamankan konsipirasinya dalam menggenggam kehidupan ekonomi dunia. Dalam lapangan politik, Yahudi mengembangkan moral Zoon Politicon yaitu mekanisme demokrasi. Kedaulatan rakyat (demokrasi) tidak lebih dari slogan sebagai umpan untuk menggiring para Goyim ke dalam kerajaan Invisible Government di bawah kendali kedaulatan uang dan kapital (despotism of money and capital) yang ada di tangan Yahudi. Sungguh konspirasi politik ini sangat indah, rapi, dan aman yang justru didukung sepenuh hati dan tenaga dalam segala aspek kehidupan oleh rakyat Goyim di seluruh dunia yang sedang “mabuk” dengan demokrasi dan kebebasan. Sungguh Yahudi memperoleh kekuasaan dan kekuatan dari kerelaan manusia itu sendiri. Selamat jalan diperhamba oleh Yahudi! Siapa yang diperhamba oleh Yahudi dengan sendirinya terlepas dari perhambaan dirinya dengan Allah (lihat surat Al-Fatihah).

D7. Conflict Way (Dengan Cara Konflik).
Dalam diri manusia ada potensi fujur dan taqwa (QS 91:8). Jadi dalam diri manusia itu sendiri ada potensi konflik (pertentangan). Dengan iman, potensi fujur direm, potensi taqwa dikembangkan.Dengan sendirinya konflik ini terbawa ke dalam kehidupan masyarakat manusia. Dalam masyarakat yang dibimbing dengan iman, potensi fujur (kejahatan) dapat diminimalisasi, kehidupan masyarakat yang bertaqwa mudah berkembang. Bagi Yahudi, untuk memenangkan programnya, potensi fujur ini yang harus dipupuk dan dikembangkan dengan berbagai cara dan kiat. Yahudi merekayasa dan mengelola suatu konflik yang terjadi dalam masyarakat dalam rangka mendukung programnya. Perbedaan yang sudah biasa hidup dalam masyarakat dapat disulapnya menjadi sumber pertentangan, perang, dan kekacauan bila sesuai dengan target programnya. Dapat pula direkayasanya perdamaian bila dibutuhkan bagi kelancaran programnya pula. Perhatikan misalnya Yahudilah yang merekayasa Revolusi Perancis, Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Yahudi pulalah yang merekayasa perdamaiannya.

D8. Pluralis Way (Dengan Cara Pluralisme).
Untuk menghadapi primordialisme, sektarianisme, kefanatikan agama, suku, kebangsaan, ras, golongan, politik aliran, dan semacam itu, Yahudi mengembangkan pandangan Pluralisme. Kebenaran bukan berasal dari satu golongan, tetapi berasal dari semua golongan. Jadi, kebenaran itu bersifat plural (jamak). Semua agama sama benarnya, pilih yang mana sama saja. Pandangan ini umumnya sudah menjadi keyakinan bagi kalangan intelektual dan ilmuwan sekuler. Pandangan pluralisme ini melumpuhkan sendi dan nilai agama dengan aman secara efektif. Pandangan ini sangat menguntungkan program Zionisme untuk melumpuhkan semangat dan jihad umat Islam. Yahudi berterima kasih kepada tokoh-tokoh pluralisnya sebagai pionnya.

D9. Reformis Way (Dengan Cara Reformasi).
Yahudi memperlemah kekuasaan Gereja Katolik yang memegang kekuasaan agama dan politik mulai abad ke-14 di Eropa dengan cara reformasi (pembaruan). Gerakan reformasi memperbarui pemahaman agama Katolik sehingga pada akhirnya melahirkan agama baru yaitu protestan dan negara-negara nasional yang memisahkan diri dari Kedaulatan Gereja Katolik yang dipimpin oleh seorang Paus. Keberhasilan reformasi ini didukung oleh kemajuan pengajaran rakyat dan pers. Reformasi, agama Protestan, negara-negara nasional memupuk pertumbuhan kapitalisme yang dikendalikan oleh Yahudi.
Reformasi di dunia Timur pada sekitar pertengahan abad ke-19 dalam lapangan perdagangan, pengajaran, birokrasi, militer, merupakan jalur yang aman bagi jaringan rahasia Yahudi. Dari sini, Yahudi berhasil memasukkan agen dan pionnya ke Istana Khalifah, Amir, dan ke dalam tubuh pemerintahan, keamanan, dan militer. Di antara tokoh-tokoh reformasi Islam ada yang berasal dari anggota freemasonry. Agen Yahudi yang paling berhasil masuk ke dalam dinas militer adalah Mustafa Kemal Pasha. Dia berhasil menghancurkan Khilafah Islamiyah yang berpusat di Turki (Istambul). Dengan demikian, Islam menjadi berantakan karena tanpa Imamah dan Pemerintahan Pusat. Selanjutnya, dunia Islam bercerai-berai menjadi negara-negara Nasional tanpa persatuan dan kekuatan. Dengan demikian sudah cukup prakondisi dan peluang untuk mendirikan Negara Israil pada tahun 1948 yang disponsori oleh Inggris dan Amerika Serikat. Di Indonesia, Yahudi berhasil memanfaatkan reformasi (pembaruan) tanpa terasa menjadikan umat Islam Indonesia terpecah ke dalam beberapa kubu yang siap diadu domba, yaitu kubu tradisional, kubu nasionalis, dan kubu modernis. Persatuan dan kekuatan NKRI tergantung dari kekompakan tiga kubu ini. Jika ketiga kubu ini berhasil diadu domba maka tamatlah riwayat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.





D10. Irrational Way.
Manusia dan masyarakat berkembang dengan kekuatan rasional dan irasionalnya. Di sini, Yahudi memanfaatkan sebaik-baiknya, bukan saja sisi rasional programnya, tetapi juga potensi irasionalnya untuk mendukung pencapaian programnya. Organisasi Rahasia Yahudi menjaring dan memanfaatkan kegiatan peramalan, perdukunan, perkuncenan, pemujaan kepada setan untuk kaya, persilatan, pertarekatan, perilmuan rahasia, kebatinan, sihir, persulapan, perlawakan, hiburan, perlombaan kecantikan, dan hal-hal lain yang semacamnya seperti olah raga, kesenian, permainan, perjudian, pelacuran, permabukan, persaktian, pemisterian, perdzikiran. Sasaran Yahudi dengan sarana-sarana di atas untuk meninabobokan rakyat dan mengalihkan perhatiannya dari masalah-masalah agama, politik, bangsa, nasib rakyat, dan negara. Sehingga dengan demikian dapat mengurangi inisiatif dan gerakan perlawanan Goyim. Lagi pula, sarana-sarana di atas dapat merusak akidah dan moral serta dapat dipolitisasi sesuai dengan kebutuhan program Yahudi. Dan juga, sarana-sarana di atas menghasilkan uang yang dikuasai dengan licik oleh jaringan-jaringan mafianya. Agen-agen dan pion-pion mereka yang yang sudah dilatih seperti robot akan melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

E. Sasaran Strategis yang Dikuasai oleh Yahudi.

No. Sasaran Motor (Penggerak) Mekanisme Pola Kepribadian
1. Uang/emas · Pertukaran · Spekulasi · Bunga · Nafsu sex/maksiat· Nafsu perjuangan · Mekanisme pasar· Bursa · Perbankan · Mafia perjudian · Mafia alkoholisme· Mafia narkotika· Perang
2. Ilmu pengetahuan dan teknologi Ingin tahu, ide, metodologi, kurikulum Perguruan
3. Komunikasi, informasi, opini Ingin tahu, isu, harga diri, kepentingan Pers, penyiaran radio dan TV, penerbitan dan percetakan, internet, club pertemuan, perhimpunan
4. Teknologi Dorongan: mempertahankan diri, mengembangkan diri Organisasi: swasta, pemerintahan, sipil, militer, nasional, internasional

Keterangan
E1. Sasaran Uang/Emas
Dengan uang semuanya dapat dilaksanakan dan dikuasai. Tanpa uang, tinggal menghayal. Dengan keyakinan ini, Yahudi mulai menguasai dunia dengan bertitik tolak dari menguasai uang. Bagaimana caranya harus disesuaikan dengan sifat manusia yang serakah. Jadi, apa motornya (penggeraknya)? Pertama dengan mengintroduksi dan mengembangkan sistem pertukaran dengan uang melalui mekanisme pasar dan jaringan perbankan. Mata uang di Eropa dibuat dari emas dan perak kemudian dari kertas. Dengan demikian, Yahudi dapat menghimpun emas dan menguasai peredaran uang. Kedua dengan bunga sebagai penggeraknya. Mekanismenya jaringan perbankan dan keuangan. Uang masyarakat diputar dan dikuasai dengan permainan bunga (Politik Diskonto). Penggerak ketiga adalah spekulasi. Selera spekulasi manusia dipancing melalui permainan politik pasar terbuka dan perdagangan mata uang di bursa. Barang komoditipun dapat diperdagangkan melalui pasar abstrak dengan permainan spekulasi di bursa. Motor yang keempat adalah nafsu seks (maksiat) manusia itu sendiri. Dengan demikan, jaringan mafia Yahudi menggiatkan dan memanfaatkan bisnis pelacuran, perjudian, minuman keras, candu, narkotik, ganja, dan semacamnya melalui jaringan yang rapi dan profesional. Penggerak yang kelima adalah nafsu perjuangan (polemos manusia). Dipancing dengan cara-cara di atas (C dan D) menggiring Goyim untuk senang perang. Dengan perang, Yahudi meraup keuntungan dari perdagangan senjata legal dan ilegal. Perdagangan ilegal ganja, narkotik, dan semacamnya, perdagangan hutang (kredit) kepada pihak yang sedang berperang dan berbagai konsesi yang dimanipulasi atau direkayasa. Dengan demikian uang membentuk peradaban. Peradaban membentuk selera duniawi, kepribadian, dan sikap hidup manusia.

E2. Sasaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Dengan uang Yahudi menguasai IPTEK. Dan dengan metodologi mengendalikan IPTEK. Dan dengan metodologi, Yahudi menguasai pola berpikir (state of mind) manusia. Dan dengan kurikulum, Yahudi mengatur distribusi IPTEK di tengah masyarakat di seluruh dunia. Dengan demikian ide, pemikiran, pemahaman, konsepsi selalu dibentuk, diatur, dan dibatasi melalui metodologi dan kurikulum. Jadi segala arah pemikiran, pandangan, dan reaksi manusia Goyim sudah ada dalam program pengendalian Yahudi.

E3. Sarana Komunikasi, Informasi, dan Opini
Dengan uang pula Yahudi menguasai komunikasi informasi dan opini melalui mekanismenya seperti pers, penyiaran radio dan televisi, internet, penerbitan dan percetakan, club-club pertemuan, perhimpunan-perhimpunan, asosiasi-asosiasi, dan sebagainya. Dengan demikian, IPTEK, komunikasi, informasi, opini membentuk kebudayaan, pola berpikir, kepribadian, dan sikap hidup manusia.

E4. Sasaran Teknologi
Sejak awal, manusia dengan dorongan mempertahankan diri membutuhkan makanan, tempat tinggal, pakaian. Untuk memenuhinya manusia butuh teknologi sesederhana apapun dan itupun hanya dapat terlaksana dengan kerja sama (organisasi). Dalam dunia modern ini teknologi hanya dapat dikuasai dengan uang. Dengan uang yang dikuasainya, Yahudi menguasai teknologi dan organisasi swasta, pemerintah, sipil, militer, nasional, dan internasional. Konsekuensinya adalah:
1. kepribadian manusia dengan unsur utamanya fisik, hati (nafsu, selera, ingin kuasa, perasaan), dan pikiran terbentuk dengan uang.
2. Peradaban dan kebudayaan manusia terkondisikan dengan uang.
3. Dengan demikian Yahudi yang menguasai uanglah yang menguasai manusia (Goyim) dengan segala peradaban dan kebuyaannya.
4. Ini adalah suatu perbudakan yang halus dengan kerelaan manusia (Goyim) itu sendiri.
5. Ini adalah kekufuran atas biaya dan pengorbanan manusia itu sendiri, suatu jalan ke Neraka Jahanam. Selamat jalan atas pilihan sendiri!!!
Siapa yang akan diselamatkan Allah dari perbudakan dan jalan ke neraka itu? Bacalah Al Qur'an, perhatikan surat Ali Imran ayat 101 sampai dengan 104 untuk solusinya adalah:
1. Bertaqwalah dengan sepenuh ikhlas.
2. Berpegangteguhlah semuanya dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasul.
3. Tetaplah dalam jamaah muslimin (umat) dengan melaksanakan fungsi-fungsinya walaupun tinggal sendiri.

F. Lembaga-lembaga Pengkaderan Untuk Kepentingan Yahudi.
Untuk menjadi kaki tanganya si Goyim harus dibentuk dahulu, apakah itu untuk agennya atau pionnya. Lembaga-lembaga pengkaderan itu seperti: 1.freemansory (masoniyah) 2.Theosophy.3. Rotary club 4. Lions Club 5. Ladies society 6. Womans Club 7. Tutor & mentor 8. Student Club/ Society 9. dll.
Agen-agen dan pion-pion “diselusupkan melalui jaringan rahasia ke dalam setiap aspek dan jaringan kehidupan umat manusia dengan misi yang spesifik.
Semua program ini dapat berjalan dengan baik karena kedaulatan uang/emas ada di tangan Yahudi (Zionisme). Siapa yang tidak butuh dan doyan uang. Nilai uang, harga barang, dan jasa ada di tangannya. Demikian juga nilai rakyat, massa, dan elit ada di tangan Yahudi. Kedaulatan rakyat, kedaulatan negara, supremasi hukum dimanipulasi/diganti oleh kedaulatan uang dan kapital (despotisme of money and capital).

Sumber Rujukan:
1. The Protocols of The Learned Elders of Zion (Protokol Yahudi).
2. Dan lain lain.














LIBERALISME

A. Liberalisme Selayang Pandang
Liberalisme adalah paham kebebasan dalam berpikir, merasa, berkeinginan, berkemauan dan bertindak dalam segala macam aspek kehidupan: berkomunikasi, bergaul, bermasyarakat, bersosial budaya, berekonomi, berpolitik, berhukum, dan beragama.Liberalisme berakar dari dalam hawa nafsu manusia itu sendiri.Untuk dapat beroperasi dengan aman dapat diterima oleh semua pihak, liberalisme membungkusi dirinya dalam penampilan dengan semboyan nilai-nilai luhur kemanusian : kebebasan, persamaaan, persaudaraan, keadilan, kebenaran, kemakmuran, kasih sayang dan dengan kegiatan : bantuan sosial, kesehatan, pendidikan, seni dan sastra, demikian juga dengan dedikasi, profesi, agama, dan sebagainya.
Liberalisme mulai bergerak maju secara sistematis terencana sejak berakhirnya perang salib pada abad ke-13.Dalam penampilan yang cantik sekali liberalisme muncul di Eropa dengan nama Renaisans yaitu kebangkitan kembali peradaban, kebudayaan, seni sastra, filsafat, ilmu pengetahuan yang sudah lama terpendam oleh Zaman Pertengahan yang dikuasai oleh pemerintahan Gereja.Liberalisme memajukan pengajaran seni sastra, filsafat, ilmu pengetahuan Yunani-Romawi kuno sebagai instrumental yang paling strategis untuk mengarahkan dan membimbing cara berpikir manusia secara hati-hati sistimatis keluar selangkah demi selangkah dari belenggu cara pemikiran Gereja.Jadi disini sasaran utama pembaharuan masyarakat oleh liberalisme ini adalah perubahan pola berpikir (state of mind)-nya.Strategi ini paling meyakinkan karena telah terbukti berhasil merongrong, memperlemah, menceraiberaikan dan menghancurkan sistem Daulah Islamiyah Andalusia dengan cara menyebarluaskan filsafat Yunani yang berwarna Islam di tengah-tengah masyarakat, yang merubah aqidah Tauhid menjadi aqidah filsafat yang intelektualistis liberalistis sekularistis.
Pada mulanya di Eropa liberalisme dirintis melalui kegiatan perdagangan dan keuangan perbankan yang menjaring dunia Eropa dari Laut Tengah sampai kepelosok-pelosok jauh kepedalaman. Berangsur-angsur tapi pasti barang mewah dan uang semakin menjerat selera prilaku yang menjanjikan kesenangan bagi masyarakat terutama di kalangan elitnya : para raja, para bangsawan, para tokoh agama.Konsekwensinya mereka semakin tergantung dengan barang-barang konsumsi kemewahan dan uang yang dikendalikan oleh organisasi dagang dan keuangan perbankan kaum kapitalis dalam kontrol Yahudi. Dalam perkembangan Zaman kehidupan masyarakat, negara, Gereja tanpa disadari semakin diarahkan oleh kegiatan pedagangan dan keuangan perbankan kaum kapitalis. Akibatnya sistem kapitalisme mulai beredar sedangkan sistem feodalisme mulai mengendor. Apalagi pengajaran rakyat sedikit demi sedikit mulai ditangani oleh kaum liberal yang tadinya menjadi monopoli gereja. Jelaslah disini kebijakan dan kegiatan perdagangan dan keuangan perbankan tanpa disadari merubah selera, prilaku masyarakat dan pola kepribadian manusia. Jadi dengan kebijakan dan kegiatan perdagangan dan keuangan perbankan sasaran awal pembaharuan masyarakat oleh liberalisme adalah perubahan pola sikap prilaku (behaviour structure). Disini kita memperoleh pelajaran dari liberalisme ada dua strategi pokok untuk merubah dan mengendalikan masyarakat yaitu: dengan perubahan sikap prilaku (behaviour structure) yang mendahului perubahan pola pikir (state of mind).Dua tahapan strategi ini berlangsung dengan aman dapat diterima oleh publik tanpa disadari semakin di ikuti dan dilakukan dengan serius dan antusias sekali.Untuk mencapai keberhasialan yang efektif perlu diperhatikan urutan 2 tahapan strategi di atas dalam merubah suatu masyarakat ataupun seseorang.Yang terlebih dahulu dirubah adalah kondisi fisik/lahiriahnya, baru kemudian kondisi batin/rohaniahnya.Perubahan tingkahlakunya mendahului perubahan perasaan hati, pikiran dan kemauannya.Untuk merubah pandangan hidup dan aqidah seseorang/masyarakat haruslah melalui perubahan perilaku terlebih dahulu. Landasan Ilmu Jiwa yang digunakan adalah Ilmu Jiwa Behaviourisme.Inilah yang digunakan oleh Metodologi Pragmatisme suatu metode ilmiah modern dalam memecahkan berbagai masalah sosial budaya, hukum, ekonomi, politik, pertahanan keamanan dan sebagainya.
Gerakan Renaisans sungguh membawa hasil yang menakjubkan mampu merubah masyarakat menjadi lebih kritis, sekuler dan bebas. Gerakan Renaisans ini merupakan modal dasar bagi gerakan-gerakan selanjutnya. Pada abad ke-16 liberalisme yang ditangan sistem kapitalisme ini mendobrak rejim gereja yang masih kuat dengan gerakan Reformasi . Gerakan Reformasi berhasil memecah belah agama Kristen dan pandangan politik.Maka muncullah agama baru yaitu Protestan yang memisahkan diri dari induknya agama Katholik.Dan konsekwensi selanjutnya bangkitlah negara-negara nasional yaitu kerajaan-kerajaan yang lebih otonom dari dominasi Gereja malahan terlepas sama sekali seperti Inggris. Reformasi, Agama Prostesten, Negara Nasional merupakan instrumental yang strategis untuk melancarkan jalannya sistem kapitalisme.
Gerakan Aufklarung (pencerahan) oleh liberalisme sejak abad ke-17 merupakan kebangkitan Ilmu Pengetahuan yang positif, suatu gerakan pemikiran yang realistis menghantam habis-habisan dogmatisme dan dominasi Gereja. Theokrasi dipertentangkan dengan demokrasi. Pemerintahan agama dikritisi secara tajam untuk diganti dengan pemerintahan berdasarkan hukum dan konstitusi. Negara Agama harus dilenyapkan diganti dengan Negara Sekuler.Gerakan Aufklarung, Positivisme, Realisme ini menjalar ke seluruh lapisan masyarakat di Eropa yang kelancarannya terbantu sekali oleh kemajuan sistem pengajaran dan pers beserta percetakan dan penerbitan yang sedang menyebar dan meningkat.Pada abad ke-19 para ilmuwan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan menghantam habis-habisan otoritas agama; Auguste Comte (filsuf sosiolog Prancis) telah menggambarkan keruntuhan agama dan kebangkitan ilmu pengetahuan; Sigmund Freud (psikoanalis Austria) menyatakan agama itu adalah ilusi, Tuhan digantikannya dengan Dus Uber Ich (Super Ego); Karl Marx mengemukakan yang ada hanya materi, Tuhan tidak pernah ada, agama adalah candu masyarakat; dan filosuf Jerman Friedrich Nietzsche mengatakan “Tuhan telah mati”.Dengan revolusi pemikiran dari liberalisme dalam cengkraman sistem kapitalisme ini masyarakat dan peradaban Eropa (Barat) semakin bebas, rasionalis, pragmatis, materialis, sekularis dan individualis.

B. Peradaban dan Politik Liberalisme Kapitalisme
Liberalisme mendorong pergaulan kehidupan yang semakin bebas dengan selera tinggi terhadap segala macam kebutuhan hidup yang serba mewah, boros, konsumtif terutama bagi kalangan elit, istana, bangsawan, pendeta, dan borjuis.Liberalisme dengan karakter moralnya yang serba pragmatis mendorong kemudahan-kemudahan bagi timbulnya perilaku kemaksiatan yang menuntut biaya tinggi, ketergantungan serta perilaku yang irasional dan berutal.Konsekwensinya terbentuklah sistem kepribadian dan masyarakat yang suggestible, konsumtif, irasional, dan berutal.Prakondisi dengan sifat-sifat seperti ini sangat dibutuhkan bagi kelancaran beroprasinya para penyelusup terselubung yang dilepas oleh jaringan Konspirasi Yahudi Internasional masuk kedalam istana, birokrasi, meliter, gereja, dan sasaran-sasaran strtegis lainnya.
Melalui Renaisans-Humanisme, Reformasi, Aufklarung (pencerahan) liberalisme berhasil merombak sistem berpikir yang tradisional berubah menjadi sistem berpikir yang modern pragmatis sekuler. Filsfat, seni-sastra, seni budaya, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan teknologi berkembang dengan pesat. Cara berpikir masyarakat semakin rasional, kritis, pragmatis, dan sekuler. Berpikir kritis menyebabkan tidak mudah lagi percaya kepada ajaran-ajaran tradisional dan agama. Berpikir pragmatis mendorong lebih bersikap mengutamakan nilai duniawi dan kepentingan sesaat. Berpikir sekuler mendewakan urusan dunia, negara, harta benda, sekaligus menyepelekan atau menolak atau menentang urusan agama dan nilai-nilai ukhrawi.Konsewensinya terbentuklah sistem kepribadian dan masyarakat yang kritis, pragmatis, dan sekuler yang terpadu dengan sistem kepribadian dan msyarakat yang tersebut sebelumnya menjadi suatu sistem kepribadian dan masyarakat yang rasional-irasional, pragmatis, sekuler, konsumtif, sugestible, berutal. Dengan kemajuan pengajaran dan ilmu pengetahuan orang semakin rasional dalam berpikir dan mengambil keputusan tapi tatkala selera dan prilakunya banyak dikendalikan oleh hawa nafsunya maka berbalik ia bersikap irasional mengikuti perasaaan dan khayalannya. Jadi kepribadiannya campur aduk tidak utuh. Jiwa yang demikian mudah terpengaruh (sugestible) oleh perubahan kondisi atau pancingan keadaan sekitar, malahan dapat tergiring bersikap brutal. Keadaan ini diperparah lagi oleh keterggantungan terhadap segala macam kebutuhan konsumtif yang serba mewah, dan prestise (harga diri) yang berlebih-lebihan. Namun karekter-karakter orang semacam inilah yang sangat dibutuhkan oleh Konspirasi Yahudi Internasioanal untuk dijadikan kayu bakar dalam suatu Revolusi politik yang sedang disiapkan. Dari sinilah tenaga-tenaga Revolusioner disiapkan melalui pengkaderan oleh jaringan FreeMansonry atau Theosophy. Dan dari sini pulalah disiapkan masyarakat pendukung Revolusi politik.Dan dengan karakter-karakter semacam ini pula digunakan sebelumnya oleh Konspirasi Yahudi Internasional (Zionisme) untuk membentuk kepribadian kalangan elit (ALMALAU) menjadi hidup mewah berlebih-lebihan, serakah, zholim, senang maksiat, dan menindas rakyat. Melalui kapasitas intelektualnya pula mereka berpikir rasional pragmatis untuk dapat menerima dengan polos berbagai kebijakan politik pemerintahan yang disodorkan oleh agen-agen Yahudi yang sudah siap dilingkungannya. Dengan cara ini Konspirasi Yahudi Internasional dari belakang layar mengendalikan dan mempengaruhi para raja, para pimpinan negara dan pemerintahan beserta para wakil rakyat untuk terlibat dalam berbagai perang sehingga terjerat utang dalam belenggu cengkraman Para Pemilik Modal Yahudi. Fasilitas negara yang pertama kali mereka kuasai adalah sistem perbankan melalui bank sentral dan hak mencetak uang.Dengan cara ini mereka akan menguasai keuangan, ekonomi dan politik suatu negara.Konsekwensinya negara yang menjadi korban sering mengalami krisis keuangan, ekonom dan politik.Untuk mengatasi utang selangit yang semakin membengkak pula karena membayar bunga pemerintah terpaksa mengikuti nasehat agen Yahudi agar menaikkan dan menambah sumber-sumber pajak,atau menaikan harga-harga barang dan jasa melalui kenaikan harga komoditi yang strategis.Untuk mengatasi berbagai krisis pemerintah Goyim (Gentiles) tetap tunduk kepada resep gelap atau klasik yang telah mencengkramnya.Semua kebijakkan pemerintah ini menambah beban yang semakin parah bagi kalangan rakyat.Situasi ini dibutuhkan Konspirasi untuk mengundang timbulnya keresahan, kerusuhan, pemberontakan, perang atau revolusi yang digunakan untuk melancarkan Program Yahudi Internasioanal itu sendiri.Maka dibutuhkan berbagai Revolusi diantaranya Revolusi Inggris, Revolusi Industri, Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Dunia III, dan berbagai demonstrasi, kerusuhan, kekacauan, dan pemberontakan yang terjadi disana-sini dimana-mana dimuka bumi ini.Dengan jalan ini mereka semakin kaya raya, tambah kokoh kuat dan umat manusia nonYahudi semakin tercengkram dalam genggamannya.

C. Konsep Dasar Politik Liberalisme Kapitalisme
Dari pengalaman sejarah selama ini diperkuat pula oleh Protokol Yahudi bahwa konsep dasar liberalisme kapitalisme Yahudi Internasional untuk mengendalikan peradaban dan politik dunia diantaranya sebagai berikut :
1. Menggunakan instink kelemahan manusia itu sendiri yang jahat dan brutal.Karena itu untuk memimpin dan mengatur manusia harus dengan kekerasan, teror dan maksiat dengan berpedoman pada hukum alam yang mengandung kekuatan yang nyata.
2. Menggunakan Ideologi kosong liberalisme dengan semboyan :
Liberte, egalite, fraternite (kebebasan, persamaan, persaudaraan)dan HAM untuk mengrogoti dan mengurai ikatan kekuatan tradisional, agama dan pemerintah yang sah dan mendorong manusia berpikir bebas terjerumus ke dalam pergaulan hidup serba bebas dengan segala bentuk kemaksiatan yang terkendali pada satu tangan.
3. Menguasai emas, uang dan kapital untuk menguasai segalanya.
4. Menguasai, merekayasa dan memanipulasi segala bentuk dan macam ilmu pengetahuan baik yang rasional maupun yang irasional sesuai dengan tuntutan kebutuhan Program Konspirasi.
5. Menguasai, merekayasa, dan memanipulasi segala macam ajaran agama, mistik, mejik, tenaga dalam, sesuai dengan tuntutan kebutuhan Programa Konspirasi.
6. Mengendalikan dan menguasai kemajuan segala macam teknologi selaras dengan tuntutan Program Konspirasi.
7. Menguasai dan mengendalikan Pers, segala macam bentuk masmedia untuk menggenggam opini dunia dan memanfaatkannya sesuai dengan Program Konspirasi.
Ketujuh konsep dasar ini menjadi sumber inspirasi dan kekuatan nyata bagi Konspirasi Yahudi Internasioanal untuk menguasai dunia. Kunci kemajuan ekonomi dan peradaban adalah teknologi.Teknologi dapat terwujud kedalam kenyataan peradaban dunia dengan kekuatan kapital, uang, dan emas. Sedangkan teknologi itu sendiri merupakan hasil penerapan ilmu pengetahuan (sains). Tapi semuanya tak akan pernah ada tanpa inisiatif, kreatifitas, pengelolaan dan pelaksanaan oleh manusia itu sendiri.Konsewensinya perlu ilmu pengetahuan untuk memahami manusia dan alam itu menjadi sangat menentukan. Maka lahir berbagai ilmu pengetahuan seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ilmu budaya, psikologi, fisafat, ilmu agama, ilmu mistik, dan sebagainya.Telah berabad-abad mereka menggali, meneliti, mempelajari segala macam ilmu pengetahuan itu dan selanjunya bagaimana memanipulasi dan merekayasa untuk kalangan goyim dan berbeda untuk kalangan mereka sendiri dalam rangka mengarahkan manusia dan dunia. Karena kebanyakan manusia lebih dikuasai oleh instink nafsu jahatnya maka untuk mengatur dan menggiring manusia itu harus dengan cara kekerasan, perkosaan, terorisasi, maksiat, kelicikan dengan segala macam tipu daya. Karna kebanyakan manusia itu senang dengan formalitas tanpa isi dan selogan kosong maka mereka menggunakannya secara selektif dan efektif sesuai dengan Program yang telah ditetapkan sebagai umpan untuk menyesatkan dan mengeksploitir manusia nonYahudi.
Demikianlah menurut Protokol Yahudi liberalisme dengan semboyan / selogan tiga kata dan hak asasi manusia itu disebarluas oleh agen-agen Yahudi yang buta dengan penuh semangat lalu diletakkan dibibir masyarakat umum agar mereka nonYahudi mengucapkan berulang-ulang, persis burung beo. Padahal selogan-selogan kosong dari liberalisme itu akan menggeroggoti aqidahnya, akhlaknya, kepribadiannya, agamanya, tradisinya, kebudayaannya, pandangan hidupnya, dan mengurai beserta mencerai-beraikan ikatan kekeluargaan, jama’ah, masyarakat, bangsa, politiknya, dan menghancurkan fondasi pemerintahan dan negara nonYahudi yang sah dan mapan. Dengan demikian tanpa disadari lama-kelamaan mereka nonYahudi beralih dikuasai dari Aristrokrasi keturunan (darah) ke Aristokrasi uang, emas, kapital, yang di tangan Konspirasi Yahudi Internasioanal. Sedangkan mereka nonYahudi sudah puas dengan sebutan pemerintah yang demokratis, konstitusional, negara hukum dan sebagainya yang serba formalitas belaka ( baca protokol Yahudi, artikel 1 & 2 ).
Perhatikan kekuatan sihir dari propaganda Yahudi melalui pers, masmedia, iklan, selebaran, brosur, seni sastra, bacaan-bacaan cerita, novel, film, sinetron, isue, buku, perlawakan, tontonan, atraksi, pertunjukan, pameran, pidato, agitasi, diplomasi dan sebagainya. Dengan sarana-sarana kekuatan propaganda ini menyihir segala lapisan masyarakat terjerumus ke dalam berbagai bentuk perbuatan kemaksiatan dan kedurhakaan yang menjadi sasarannya seperti perbuatan amoral, asosial, kebejatan, kenakalan, keberutalan, kemabukan, ekstasi, perjudian, perzinahan, perampokan, pembunuhan, penipuan, penyuapan, korupsi, penggelapan uang negara dan sebagainya. Termasuk sasarannya pula adalah merusak aqidah, syari’at, sosial budaya agama, memanipulasi dan merekayasa agama melalui pikiran dan pergaulan bebas, pendidikan, pengajaran,pelatihan, penataran dan reformasi. Konsekwensinya segala transaksi dan lalu lintas barang, jasa, kapital, uang, orang yang terlibat dalam kegiatan sekitar seluruh sarana dan sasaran tersebut diatas dikuasai dan dikendalikan Konspirasi Yahudi Internasioanal melalui kakitangannya langsung maupun tak langsung dari jaringan sindikat mafia Internasioanal. Dengan strategi propaganda ini akhlak, agama, kebudayaan masyarakat non Yahudi merusak, sekaligus menghasilkan uang menambah kokoh kekuasaan bagi kekuatan Yahudi Internasioanal (Despotisme of money and capital). Dengan demikian dengan propoganda ini melalui sarana dan sasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan Program Zionisme Internasioanal terbentuklah publik opini yang dapat digunakan untuk memajukan atau mengkrisiskan kehidupan ekonomi dan politik, serta sosial budaya, pertahanan keamanan, dan membangkitkan keresahan, demonstrasi, kerusuhan, kekacauan, pemberontakan, perang atau revolusi.

D. Prinsip Dasar Strategi Politik Liberalisme Kapitalisme
Dari pengkajian atas Protokol Yahudi dengan memperhatikan konsep dasar liberalisme diatas dapat ditarik berbagai prinsip dasar strategi yang digunakan untuk menguasai dunia diantaranya sebagai berikut :
1. Mengembangkan berpikir bebas dan pragmatis.
2. Mempromosikan Pergaulan & kerja bebas dan pragmatis.
3. Mencampur aduk antara yang haq dengan yang bathil.
4. Menukarkan hak dengan kekuatan nyata.
5. Gerakan terselubung penuh rahasia.
Keterangan :
D1. Mengembangkan Berpikir Bebas dan Pragmatis
1.Tujuannya : Diharapkan dengan kesadaran sendiri orang setahap demi setahap terlepas dari ikatan tradisinya, kebudayaannya, agamanya, sistem politik kekuasaannya dari secara pasif sampai secara aktif.
2.Sasarannya : Bisa individual atau kolektif dari berbagai lapisan masyarakat seperti pelajar, petani, pedagang, buruh, seniman, sastrawan, ilmuwan, filosuf, agamawan, konglomerat, birokrat, militer, pengacara, pemuda, wanita, pers dan sebagainya.
3.Temanya : Tema permasalahan yang dikemukakan bermacam ragam tidak terbatas asal dapat memutar otak manusia untuk mulai mau berfikir terarah dan dinamis.
4.Pradigmanya : Konsep dasar berfikir yang digunakan dipilih sesuai dengan arah yang menjadi misinya, apakah dia diharapkan menjadi ahli agama, ahli ekonomi, ahli hukum, ahli politik, ahli kebudayaan, ahli sastrawan, atau apakah dia menjadi seorang penganut mistik, magic, theisme, deisme, pantheisme, agnostisme, atheisme, rasialis, nasionalis, internasionalis, anarkis, evolusioner, revolusioner, reaksioner, reformis, contrareformis, menjadi seorang pemberontak, teroris, relawan, pahlawan, preman dan sebagainya.
5.Postulat : Asumsi dasar sebagai titik tolak berfikir kearah tertentu sesuai dengan pradigmanya dan misinya yang khas.
Semuanya ini sudah ada di tangan Sesepuh Yahudi tinggal dimainkan tepat waktu dan sasaran secara selektif dan efektif. Hal ini sudah berjalan sejak berabad-abad yang lalu semenjak mereka dikutuk menjadi monyet, babi, abduththoghut (QS. 5 : 60).
Suatu filsafat atau ilmu pengetahuan adalah tersusun dari pradigma, postulat dan tema. Dari tiga kerangka dasar inilah yang melahirkan berbagai macam filsafat dan ilmu pengetahuan dan dapat menghasilkan teori dan aliran yang berbeda-beda malahan yang bertentangan, terutama dalam filsafat, ilimu pengetahuan sosial, psikologi, ilmu kebudayaan, seni dan sastra dan sebagainya. Dari sini Konspirasi Yahudi Internasional dapat mempersiapkan dan mengarahkan berbagai kubu pemikiran, kepentingan dan pertentangan menurut kebutuhan programnya. Dalam berbagai kubu yang berlawanan ini mereka menanamkan rasa benci, iri dan dengki, dendam kesumat, mengejar prestasi dan prestise yang ambisius. Semuanya itu sebagai bom waktu untuk digunakan tepat sasaran dan waktu. Dengan persiapan ini mereka dapat menstir dan mencetuskan keresahan, kerusuhan, teror, pemberontakan, perang, revolusi dan perdamaian sesuai dengan kebutuhan programnya. Tentu semuanya dapat terlaksana dengan beres atas dukungan dana yang melimpah dan dengan organisasi yang rapi yang terselubung dengan rahasia pada tangan Sesepuh Arif Yahudi.
Pendeknya dalam otak manusia relatif tak terbatas dapat ditanamkan banyak idea untuk menggerakkan pikiran bebasnya bergeser keluar dari ikatan pikiran primordialnya.Apakah itu melalui berbagai disiplin ilmu pengetahuan, filsafat, seni budaya, seni sastra, maupun melalui pers, isue, gosip, sinisme, iklan, diskusi, pidato, ceramah, diplomasi, percakapan, ngobrol, bercanda, pertunjukkan, film, sinetron, acara warta berita, acara silaturrahim, beragam corak cerita porno, termasuk pertenungan, astrologi, perdukunan, magic, permistikkan, atau ikut membantu masalah yang dihadapi Goyim berlagak sebagai penasehat atau konsultan seperti Iblis terhadap Adam dan sebagainya.Dengan merekayasa, mengarahkan pikiran bebasnya yang pragmatis manusia, masyarakat, massa, pemerintah, birokrat, militer, konglomerat, elit di giring dan dikendalikan kearah sasaran atau target tertentu sesuai dengan kebutuhan untuk melancarkan jalannya Program Konspirasinya.Jadi manusia Goyim dijadikan robot peradaban dunia rekayasa Yahudi melalui pembentukan pola pikir ( state of mind ) nya dengan menggunakan pikiran bebasnya sendiri.Konsekuensinya terlepaslah kebanyakkan manusia dari bimbingan Allah dan tak pernah jadi abdullah lagi tapi malahan jadi abduththoghut.Inilah hakekat peradaban dan manusia modern !!! naudzubillahimindzalik!
D2. Mempermosikan Pergaulan & Kerja Bebas dan Pragmatis
Kebebasan tidak hanya dapat digerakan melalui pikiran manusia secara sadar, tapi dapat pula digerakkan melalui perilakunya tanpa disadari berkat dari dalam diri manusia itu ada dorongan saling meniru, saling mempengaruhi, saling bersaing, saling mempertahankan diri, saling punya kepentingan, saling punya ambisi, saling punya harga diri dan aktualisasi diri. Semua potensi ini dapat digunakan untuk menggerakan atau merubah perilakunya melalui segala macam pergaulan (hubungan) dan kerja (pekerjaan). Sasaran perubahan disini adalah perilakunya yang meliputi segala tingkat dan lapisan manusia dan masyarakat dari yang paling bodoh sampai yang paling pintar, dari yang paling miskin sampai yang paling kaya raya, dari yang paling berkuasa sampai yang paling tertindas dan melarat.
Mereka menggerakkan pergaulan bebas misalnya melalui sistem sekolah yang coeducation yaitu kelas campuran gender lelaki dan perempuan, pakaian sekolah/seragam buka aurat, sistem kepegawaian pemerintah maupun swasta dengan bercampur gender dikantor, pakaian seragam dinas buka aurat, sistem pertemuan, sidang, kongres yang campur aduk laki perempuan. Demikian juga berbagai macam tempat permainan, hiburan, pertunjukkan, permandian, wisata, olahraga dengan pakaiannya setengah telanjang dan sebagainya. Kemudian selanjutnya mendirikan tempat-tempat maksiat dalam berbagai bentuk dan corak berupa perjudian, pelacuran, minuman keras, ekstasi dan lain-lain baik yang terselubung maupun terang-terangan, baik dengan idzin maupun tanpa idzin resmi. Dan yang paling awal dan umum yang menggerakkan pergaulan & kerja bebas ini adalah melalui perdagangan, pasar, bursa dan lain-lain. Segala macam bentuk pergaulan bebas ini lama kelamaan membentuk kebiasaan dan watak kedua seseorang atau masyarakat. “Habit is second nature”, kata Herbert Spenser pada abad ke-18, seorang ahli ilmu jiwa asosiasi. Watak kedua ini akan terjalin kedalam struktur kepribadian seseorang yang bukan saja mempengaruhi tapi dapat mengendalikan jalan berfikir seseorang atau masyarakat. Pada tahapan ini pola perilaku (behavior sructure) sudah berpadu malahan bersenyawa dengan pola berfikir (state of mind) nya yang masing-masing terbentuk oleh pergaulan (pengalaman) dan berfikir bebas. Konsekuensinya orang atau masyarakat yang demikian sudah siap menjadi robot Yahudi. Selamat jalan menjadi abduththoghut (hamba setan) !
D3. Mencampur Aduk antara yang Haq dengan yang Bathil
Dasar pemikiran Yahudi dalam Protokolnya manusia bukan hanya punya naluri jahat tapi punya naluri menegakkan kebaikan (kebenaran). Karena itu untuk mengatur, memimpin, menggiring, menguasai manusia Non Yahudi harus punya kemampuan dan seni mengolah dan mengelola segala aspek dan seluk beluk kehidupan manusia dengan mengacu kepada kedua naluri yang kontradiktif tersebut sebagai dasar umum pertimbangan untuk merumuskan kebijakan dan langkah yang tepat sasaran dan waktu. Dan kita pula harus ingat bahwa Yahudi ini bukan hanya menggunakan logika rasionalitas tetapi sekaligus logika irasionalitas seperti magic mistik dengan bantuan setan sebab mereka ini sendiri adalah abduththtoghut atau kaki tangan setan – perhatikan Rumah Setan di Jakarta didirikan sejak zaman kolonial Belanda ! Dengan mempromosikan dan mengeksploitir campuran haq dan bathil dalam format yang indah meyakinkan sesuai dengan selera kedua kecenderungan tersebut dalam setiap program dan proyek yang berwajah manusiawi mereka mengarahkan pikiran dan kegiatan manusia kearah sasaran atau target yang telah ditetapkan secara konverhensif terpadu dan tepat waktu.
Perhatikan sejak zaman Pertengahan mereka mempromosikan sistem perdagangan dengan alat tukar dari mata uang emas dan bank yang pada awal sebagai penukar mata uang yang berbeda dari suatu daerah/negara dengan daerah/negera yang lain demi keamanan dan kelancaran perdagangan antar daerah/kerajaan. Orang tak keberatan membanyar bunga (diskonto) karena lahiriahnya mempermudah kegiatan pertukaran dan perdagangan antar daerah yang banyak resiko keamanannya dan biayanya. Tapi orang tak sadar dengan jalan sistem pertukaran dan perbankkan semacam itu lama kelamaan emas banyak terhimpun pada tangan Yahudi sebagai bankir sekaligus kegiatan perdagangan terkendali pula. Disini Yahudi memanfaatkan naluri kemudahan yang mana sesuatu yang baik bagi manusia sebagai pedagang dan sekaligus naluri kejahatan dari manusia sebagai perampok yng menunggu di sepanjang jalan transportasi perdagangan yang masih rawan tidak aman. Disini pula Yahudi memanfaatkan pikiran pragmatis manusia yang hanya melihat perdagangan dan pertukaran sebagai hal yang baik karena banyak manfaatnya bagi kesejahteraan rakyat tanpa menyadari keburukan sistem bunga uang (riba) yang diharam oleh agama (Kristen). Jadi nyatalah disini seni dan keterampilan Yahudi membungkus yang haram dengan kebaikan dengan cara yang menarik dengan menunggangi naluri manusia itu sendiri.
Dengan bangkitnya Revolusi Industri pada abad 18 kemajuan perdagangan semakin meningkat dan menyebar dengan cepat keseluruh daerah/negara koloni sehingga peranan uang dan perbankkan semakin menentukan kehidupan ekonomi dan politik masyarakat dan bangsa. Perdagangan bebas yang menjadi sifat perdagangan itu sendiri perlu memperoleh fondasi filosofis dan ilmiah untuk membenarkan perilakunya agar dapat diterima umum sebagai pandu moralitas. Maka lahirlah teori ekonomi klasik pada abad ke18 yang meyakinkan bahwa harga pasar itu bukan ditetapkan oleh pedagang atau pengusaha atau kapitalis tapi oleh mekanisme pasar yaitu antara kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran, tak seorang pedagang pun yang mampu menetapkan harga, pemerintah tidak dibenarkan memaksakan kehendaknya. Teori ini menganggap setiap pedagang dan pembeli menguasai seluk beluk barang dan harga dengan pengetahuan yang pas sama. Teori ini logis dalam rekayasa tapi tidak selalu benar dalam kenyataan pengalaman (empiris). Teori ini hanya berlaku sepenuhnya kalau semua pihak yang terlibat dalam kehidupan pasar sama-sama pintar, sama-sama ikhlas, sama-sama mampu modalnya, punya peluang yang sama, punya pengetahuan pasar yang pas sama, tidak ada spekulasi, tidak ada penimbunan barang, tidak ada kolusi, tidak ada monopoli, tidak ada kemaksiatan seperti perjudian, pelacuran, khomar, ekstasi dan sebagainya. Hal-hal yang terakhir ini merupakan faktor-faktor yang merusak mekanisme pasar berjalan secara alami. Dengan teori ekonomi klasik dari Adam Smith dkk Konspirasi Yahudi Internasional mengamankan mafia perdagangan/perekonomiannya. Untuk menghadapi gerakan sosialisme direkayasa pula teori ekonomi modern dari Keynes pada awal abad ke 20 yang berorientasi pada kebijakan moneter yang dipromosikan untuk mengatasi berbagai masalah sosial ekonomi dan pengangguran di setiap negara. Namun teori ekonomi modern ini pada hakekatnya untuk mengamankan mafia keuangan Para Pemilik Modal Yahudi Internasinal yang berdaulat di seluruh dunia dengan mempermainkan spekulasi, bunga, bantuan luar negeri, harga, kurs, krisis moneter, resesi, depresi dan sebagainya. Demikianlah logika teori rekayasa ini orang menganggap sebagai sebuah kebenaran, namun pada hakekatnya untuk membungkus secara rapi mafia yang sedang menjerat dunia. Kebathilan berwajah kebenaran suatu permainan yang indah tapi sungguh menyakitkan. Demikianlah diantara fungsi seluruh teori dari filsafat, ilmu pengatahuan sosial, ilmu budaya, psikologi, seni sastra, sejarah, ilmu politik, ilmu hukum, fisafat dan sains agama dan sebagainya yang sengaja mereka rekayasa dan susun melalui agen-agennya yang berwajah ilmuwan, filosuf, dan pakar agama. Silakan anda teliti sendiri !
D4. Menukarkan Hak dengan Kekuatan nyata
”Our right lies in force. The word “right” is an abstract thought and proved by nothing. The more means no more than : Give me what I want in order that thereby I may have proof that I am stronger than you”. {Hak kita terletak dalam kekuatan. Istilah “Hak” adalah sesuatu pikiran yang abstrak dan tak ada buktinya. Maksudnya bagi kita tak lebih dari pada : Berikan saya apa yang saya inginkan agar dengan demikian saya dapat punya bukti bahwa saya lebih kuat dari pada anda. (Protokol Yahudi, artikel1, alinea12)}. Jadi, “tidak ada hak tanpa kekuatan”, dan “standar kebenaran hanya bisa diukur dengan kekuatan”. Untuk melucuti kekuatan dari Goyim (Non Yahudi) Yahudi menggunakan ideologi liberalisme. Liberalisme adalah ideologi kosong yang paling strategis karena orang tidak tahu menggunakannya secara tepat yang pas moderat dan konsekuensinya dapat menimbulkan perpecahan, kekacauan, pembangkangan dan menggusur secara sistematis segala aspek kekuatan Goyim itu sendiri. Dengan propaganda kebebasan, persamaan, persaudaran, HAM, demokrasi dapat merasuki pikran dan perasaan kebanyakkan manusia yang pembawaannya sugestibel (mudah terpengaruh). Dengan kebebasan sebagai alasan – kalau ada peluang – mereka bertabrakan satu dengan lainnya, kelompok dengan kelompok, golongan dengan golongan, ideologi dengan ideologi, partai dengan partai, agama dengan agama, aliran dengan aliran, mazhab dengan mazhab, sekte dengan sekte, paham dengan paham, pendapat dengan pendapat, elit dengan elit, negara dengan negara, rakyat dengan pemerintah, sipil dengan militer, buruh dengan pengusaha, buruh dan tani dengan penguasa. Dalam kondisi semacam ini melahirkan peluang yang dapat menimbulkan keresahan, kekacauan, kerusuhan, tindakan teror, pemberontakan, revolusi atau perang. Konsekuensinya dengan kebebasan tidak pernah mewujudkan persamaan dan persaudaraan, yang timbul malahan permusuhan dalam kehidupan masyarakat dan negara. Lalu siapa yang siap mengambil keuntungan dari segala peluamg itu ? Tentu siapa yang telah merencanakan atau memprogramkannya, tidak lain adalah Konspirasi Yahudi Internasional itu sendiri.
Doktrin liberalisme membangunkan ajaran individualisme yang mendewa-dewakan pribadi manusia yang menjadi dasar hak asasi manusia yang digembar-gemburkan berlebih-lebihan. Dengan alasan HAM, otoritas, ajaran dan praktek kehidupan agama disepelekan, dihina, dirongrong dan digusur. Sedangkan agama itu tadinya menjadi landasan kehidupan pribadi, masyarakat dan negara. Dengan demikian lama kelamaan berlangsunglah secara sistematis disintegrasi nilai, sosial dan organisasi dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan negara. Dan kondisi ini merupakan prasyarat objektif bagi terbentuknya pribadi, masyarakat dan negara sekuler sebagaimana kita saksikan sekarang hampir sudah merata di seluruh dunia modern ini. Negara sekuler yang sangat bergantungan secara mutlak dengan emas, uang dan kaptal dalam tangan Aristokrat Yahudi Internasional. Manusia yang selalu dikeroyok oleh segala macam kebutuhan hidup yang tak habis-habisnya dan sudah terkurung dalam segala kesibukan duniawi hampir tak punya kebebasan untuk mencari jalan alternatif apalagi yang bersifat murni ukhrowi. Jadi dengan permainan HAM dan demokasi, ekonomi, politik, sosial budaya, pemerintahan Goyim, semakin dikuasai dan menambah kekuatan Yahudi Internasional dengan hanya modal berbagai slogan dari liberalisme. Menurut protokol Yahudi : menurut hukum alam tak ada gunanya hak tanpa kekuatan. Karena itu dengan segala tipu dayanya didorongnya Goyim memburu hak dengan mengorbankan kekuatannya sendiri, sementara Yahudi memanfaatkannya seefektif mungkin secara dinamis kekuatan yang dihamburkan itu. Ini berlaku dalam segala aspek kehidupann.
Dalam masyarakat, liberalisme menyebarkan dan menanamkan pula parasit politik yaitu demokrasi dari unit sosial yang terkecil sampai yang terbesar, dari kelompok sosial sampai pemerintahan negara. Rakyat dipromosikan dan dipropagandakan sebagai pemegang kedaulatan padahal sepanjang sejarah umat manusia kekuasaan pemerintahan itu selalu ditangan elit entah itu raja, presiden, perdana menteri dengan segala aparat strukturalnya. Sudah hukum alam kekuasaan (kedaulatan) itu ditangan elit, jika ditangan orang banyak (rakyat) tentu akan berantakan mengakibatkan negara bubar atau kacau balau. Tapi ide demokrasi ini sungguh menyenangkan dan membius rakyat (massa) karena formalnya berpihak kepada mereka. Pada hal yang sedang terjadi ide ini merupakan tipu daya Yahudi untuk menggiring rakyat agar merongong dan menggrogoti landasan kekuasaan pemerintahan yang sudah mapan dan kuat melalui partai politik, pemilu, dan siklus pergantian pemerintahan yang lama kelamaan dikuasai oleh agen, pion dan kaki tangannya dengan permainan uang. (Protokol Yahudi, atikel I , X). Konsekuensinya “Pemerintahan Rakyat” itu tidak lain adalah “Boneka” dibawah kendali Super Government dari Konspirasi Yahudi Internasional. Jelaslah disini dengan mempermosikan demokrasi sebagai hak rakyat pada akhirnya Yahudi menguasai rakyat, pemerintah, negara dan segala isinya hanya dengan modal propaganda demokrasi.
Perhatikan pula perubahan revolusioner di Inggis pada ke17. Dengan memperjual belikan Hak Kebebasan Agama dan Politik yang membangkitkan rasa iri dengki dan dendam kesumat diantara golongan yang berbeda agama yaitu antara penganut agama Katholik dan Protestan Anglikan. Dengan memperalat panglima Lord Oliver Cromwell meledaklah perang saudara dan berhasil memvonis hukuman mati Raja Charles I dan diekskusi di depan gedung Pusat Lembaga Keuangan Yahudi yang berdiri dekat White Hall London pada tanggal 30 Januari 1649. Sepanjang abad ke17 Konspirasi Yahudi Internasional banyak mendalangi kerusuhan, kekacauan, perang saudara di Inggris dengan menggunakan sentimen keagamaan disamping melibatkan Inggris berperang dengan negara-negara lain seperti Belanda dan Perancis yang meninggalkan utang semakin berat. Dan keberasilan Konspirasi ini yang paling menentukan adalah dengan menaikkan kaki tangannya William of Orange (William III) dari Belanda menjadi Raja Inggris.Melaluinya terciptalah utang Inggris sejumlah 1.250.000 poundsterling dari para pemilik modal Yahudi dengan syarat memberikan rekomendasi istimewa bagi berdirinya Bank Inggris (Bank of England) sebagai Bank Sentral dan hak mencetak mata uang pada tahun 1694. Dengan demikian Konspirasi Yahudi Internasional berhasil menguasai Inggris secara ekonomis dan politik dengan modal 1.250.000 poundsterling. Empat tahun kemudian (1698) hutang itu menjadi 16.000.000 poundsterling, dan pada tahun 1945 menjadi 22.503.532.372 poundsterling. Demikianlah caranya Yahudi melucuti kedaulatan negara dan rakyat sekaligus diambil ahlinya sebagai sumber kekuatannya atas nama Inggris itu sendiri sebagai selubung belaka. Jadi dengan modal propaganda kebebasan dan HAM Yahudi berhasil menguasai dan memperalat Britinica Raya (Inggris) menurut kepentingan program Yahudi Internasional sejak abad ke17 hingga sekarang.

Bagaimana pula Konpirasi Yahudi Internasional mengkondisikan dan mempersiapkan Revolusi Amerika Serikat Pada Abad ke18 yang meletus pada tanggal 19 April 1775 ? Amerika Utara ini adalah koloni Inggris. Para Pemilik Modal Yahudi Internasional menekan Inggris membayar utangnya yang menumpuk itu dengan jalan membebankan Pajak Tambahan seperti Pajak Teh kepada Amerika sebagai daerah koloni. Hal ini ditentang habis-habisan oleh rakyat Amerika yang telah mewarisi semangat kebebasan yang sangat tinggi dari nenek moyangnya yang pindah disini sejak abad 15. Apa lagi pada saat itu dengan permainan Para Pemilik Modal Yahudi melalui Bank Inggris dan kaki tangannya mendorong timbulnya krisis ekonomi, resesi dan pengangguran di Amerika. Kondisi-kondisi ini sebagai bensin yang mudah terbakar yang meledakan suatu revolusi politik untuk melepaskan diri dari kekuasaan Inggris. Amerika merdeka pada tahun 1783, konstitusinya di sahkan pada tahun 1789 dan Amerika menjadi negara federal dengan nama Amerika Serikat (United States of America). Namun kemerdekan itu dalam arti formal belaka, sedangkan sesungguhnya rakyat Amerika Serikat telah jatuh kedalam penjajahan terleselubung oleh Para Pemilik Modal Yahudi Internasional. Karena sekarang keuangan, ekonomi, politik telah dikuasai oleh mereka melalui Bank Amerika, UU Keuangan, Kongers, Menteri Keuangan dan kaki tangannya yang menyelusup dimana-mana. Presiden yang membangkang tak mau diatur dihabisi seperti nasib Presiden Abraham Lincoln yang dibunuh oleh seorang Yahudi yang bernama John Dickles Booth pada tahun 1865. Demikianlah dengan modal propaganda liberalisme (kebebasan, persamaan, persaudaraan, HAM, demokrasi, revolusi, kemerdekaan) Yahudi Internasional berhasil menyulap Amerika Serikat menjadi robotnya yang setia dengan penuh kepatuhan disamping Britinica Raya (Inggris) sejak abad ke18. (Baca protokaol Yahudi, artikel III, VIII, X).
Lalu bagaimana Konspirasi Yahudi Internasional dari Para Pemilik Modal Yahudi Internasional mempersiapkan prakondisi Revolusi Perancis 1789 ?
1) Mempropagandakan liberalisme dengan berbagai slogan yang memukau melalui seni sastra, filsafat, imu pengetahuan, pertunjukan, film, pidato, media massa, selebaran, sekolah, kursus, penataran, pengkaderan, berbagai forum pertemuan dan sebagainya ke seluruh lapisan masyarakat.
2) Menguasai media massa sebagai sarana untuk membentuk publik opini, memutar balik fakta, menyebar luaskan isue, gosip, provokasi, fitnah, mengelabui khalayak umum, mengadu domba, menimbulkan gejolak massa, konflik, kecemasan, ketakutan, kekacauan dan sebagainya
3) Mengorganisir demoralisasi dalam bebagai bentuk kemaksiatan seperti minuman keras, perjudian, obat-obat terlarang, ekstasi, permainan seks, pergaulan dan pakaian bebas, tindakan kekerasan, peyuapan, korupsi dan sebagainya.
4) Mempersipkan kader-kader dan aktivis-aktivis revolusi untuk segala lapisan masyarakat dan struktur organisasi revolusi yang berasal dari perkumpulan Free Masonry terutama dari kalanngan elit, istana, bangsawan dan gereja seperti Mirabeau, Duke Durlian, Robespierre, Danton, Napoleon dan lain-lain.
5) Menjatuhkan ekonomi pemerintah kerajaan Perancis dengan jalan :
a. mendorong kalangan istana, elit dan birokrat untuk hidup mewah dan boros dengan biaya hidup yang sangat tinggi berlebih-lebihan. Hal ini mendorong timbulnya pemerintahan yang korup.
b. melibatkannya dalam berbagai perang dan pergolakan yang memakan biaya yang sangat tinggi.
c. memberikan utang pinjaman besar-besaran dengan bunga yang tinggi. Akhirnya kas negara kosong dalam waktu yang singkat dan konsekuensinya Perancis mengalami krisis ekonomi yang parah.
d. dalam keadaan krisis ekonomi itu Para Pemilik Modal Yahudi Internasional memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi untuk membiayai perang dan pergolakan tersebut dengan syarat diberi wewenag mencetak mata uang Perancis dengan leluasa dan salah seorang pemilik modal Yahudi yang bernama Jacques Necker diangkat menjadi menteri keuangan Perancis. Setelah empat (4) tahun menjadi menteri keuangan kondisi perekonomian Perancis semakin bertambah parah, sejajar dengan utang yang semakin menumpuk yang dibuatnya. Dengan demikian lengkapalah jeratan yang mengikat leher pemerintah kerajaan Perancis.
6) Para Propagandis revolusi mengangkat tuduhan palsu keatas permukaan publik melalui selebaran gelap dan media massa bahwa Ratu melakukan berbagai sekandal dan pemborosan. Akibatnya rakyat sangat membencinya.
7) Menciptakan timbulnya semangat pembangkangan dikalangan masyarakat luas terhadap penguasa kerajaan Perancis. Semangat benci telah merasuki perasaan dan pikiran rakyat luas. Cara yang praktis ini digunakan agar rakyat melakukan langkah-langkah brutal yang diperlukan dalam tindakan revolusi yang sebentar lagi akan meledak.
Dengan revolusi Perancis yang didalangi oleh Para Pemilik Modal Yahudi Internasional dibelakang layar menghasilkan :
1) Pemerintahan Perancis yang kurang stabil, Aristokrasi Keturunan diganti oleh Aristokrasi emas, uang, kapital di tangan Yahudi.
2) Revolusi Perancis menggoncangkan kehidupan politik seluruh Eropa dan merubah peta politik di Eropa Barat pada abad ke-19. Pemerintahan Aristokrasi keturunan berangsur-angsur beralih menjadi pemerintahan yang liberalistis dengan dasar kekuatan emas, uang dan kapital di tangan Para Pemilik Modal Yahudi Internasional.
3) Rakyat yang tadinya adalah hamba raja sekarang menjadi hamba uang di tangan Yahudi. Ketenangan hidup bersama raja berubah menjadi kegelisahan hidup dalam mengejar uang yang tanpa ujung.
Demikianlah negara-negara dan rakyat Eropa hidup dalam gaya kemerdekaan liberalisme kapitalisme, yang sesungguhnya tanpa kebebasan lagi.

Kamis, 26 September 2013

Jum'at, 27 September 2013

Posting by Rachmat Tenri Abeng

Di  Sulawesi Tengah(Ampana)

            STRATEGI YAHUDI MENGUASAI DUNIA


A. Konsep Dasar Pandangan Yahudi Mengenai Manusia
1. Sistem Yahudi dilihat dari dua titik pandang yaitu dari pihak Yahudi dan dari pihak non-Yahudi (Goyim).
2. Yahudi adalah manusia pilihan Tuhan untuk memperlakukan Goyim semaunya.
3. Manusia (Goyim) adalah binatang yang menjadi jarahan Yahudi.
4. Manusia (Goyim) yang berinsting jelek lebih banyak jumlahnya daripada yang berinsting baik.
5. Setiap manusia serakah dengan kekuasaan.

B. Konsep Dasar Metodologi Yahudi.
1. Mencampuradukkan yang haq dengan yang bathil
2. Memanipulasi sesuatu kebenaran.
3. Menyamar sebagai/menyamarkan sesuatu kebenaran.
4. Meragu-ragukan sesuatu kebenaran.
5. Merekayasa sesuatu kebenaran.

C. Aqidah (Ideologi) Strategis Adalah Liberalisme dalam Sistem Kapitalisme.
Liberalisme adalah paham kebebasan dalam berpikir, bertindak, bergaul, berekonomi, bersosial budaya, berpolitik, berhukum dan beragama. Liberalisme berkembang melalui perdagangan, filsafat, sastra, pengajaran dan pendidikan, pertunjukkan, perfilman, pers, media massa cetak dan elektronik, perang, club, perhimpunan, dan lain-lain. Bagi Yahudi, liberalisme berfungsi untuk mengurai ikatan dan memperlemah tradisi agama, kebudayaan dan pemerintahan Goyim secara sistematis, bertahap tanpa terasa ke dalam pengaruh dan pengendalian program zionisme (Super Government), dari pemerintahan atas nama agama menjadi pemerintahan sekuler yang kemudian selanjutnya ke dalam kerajaan King David (Protokol Yahudi, artikel 1;24).
Liberalisme melahirkan:
1. Humanisme.
2. Individualisme.
3. Demokrasi.
4. Mekanisme Pasar (Pasar Bebas).
5. Sosialisme.
6. Komunisme.
Ini semua adalah umpan Yahudi.

Keterangan

C1. Humanisme
Pada abad ke-13 sesudah perang salib, di Eropa bangkitlah jaman Renaisans yang menggerakkan Ajaran Humanisme. Humanisme mengajarkan: “Manusia di atas segala-galanya”. Kalaupun mereka menyebut Tuhan, itu Tuhan dalam pikiran manusia itu sendiri, bukan Tuhan yang sesungguhnya yang serba mutlak transandental. Itulah Tuhan deisme. Hidup matinya untuk manusia: kemanusiaan, keadilan, kebenaran, kebebasan, persamaan, persaudaraan, hak asasi manusia, dedikasi profesiaonalisme, pendeknya segala macam selogan yang berkedok berwajah luhur dan manusiawi. Kemanusiaan dijadikan tujuan hidup selain Allah. Kemanusiaan disembah sebagai Tuhan. Kemanusiaan menjadi sumber etika, moral, dan hukum menggantikan etika, moral, dan hukum agama. Demikianlah Liberalisme melahirkan Humanisme sebagai agama baru bagi kebanyakan manusia modern. Dengan humanisme harus dapat memusnakan harkat dan martabat manusia yang hakiki. Dengan demikian humanisme adalah jalan yang empuk untuk memperbudak umat manusia. Pada zaman modern ini Humanisme sudah meresap ke dalam hati, perasaan, pikiran, dan perilaku kebanyakan manusia, telah menjiwai peradaban dan kebudayaan kebanyakan masyarakat dan bangsa di dunia.


C2. Individualisme
Semangat berpikir dan hidup bebas membangunkan ajaran Individualisme. Individualisme mengajarkan kepentingan diri (pribadi) melebihi segala-galanya menjadi dasar hak asasi manusia yang serba menentukan. Perilaku ekonomi manusia ditentukan oleh pribadi-pribadi, bukan oleh ajaran agama, pemerintah, dan negara. Hukum yang mengatur hubungan manusia berdasarkan hak asasi manusia, bukan kewajiban kepada Tuhan dan negara. Negara, pemerintah, bahkan Tuhan hanya sekedar pelayan manusia pribadi. Hak asasi yang tumbuh di atas non-iman kepada Allah akan membentuk pribadi-pribadi berkamoflase dengan agama, kemanusiaan, keadilan, kebenaran, dan kebajikan, sebagai slogan dan tipu muslihat belaka. Konsekuensinya, individulisme melahirkan manusia dan masyarakat berakhlak rendah dan sekuler serta suka menindas.

C3. Demokrasi
Demokrasi (kedaulatan rakyat) hanya sekedar slogan pemikat hati rakyat untuk mendukung pemerintahan Kapitalisme yang dikendalikan dengan uang oleh Yahudi. Sejak Revolusi Perancis hingga sekarang, Demokrasi tidak pernah berpihak kepada rakyat kecil, selalu menjadi alat bagi kaum konglomerat/borjuis dan kalangan elit untuk membenarkan dan melegitimasikan kekuasaannya. Bagi rakyat kecil, demokrasi dengan perangkat partai politiknya memberikan harapan kosong yang fatamorganis dari jaman ke jaman. Nyata-nyata penindasan dan ketidakadilan semakin merajalela di tengah propaganda kebebasan, hak asasi manusia (HAM), keadilan, kebenaran, dan sebagainya. Namun sayang, manusia banyak yang senang dengan tipu dayanya.

C4. Mekanisme Pasar (Pasar Bebas)
Sejak Revolusi Industri, Yahudi melalui agen-agennya dengan gencar mempropagandakan sistem ekonomi pasar bebas secara filosofis dan ilmiah sebagai jalan yang aman bagi sistem kapitalismenya. Negara (pemerintah) tidak boleh ikut campur dalam kegiatan ekonomi dan penetapan harga; biarkanlah harga terbentuk menurut mekanisme pasar. Dengan muslihat ini, mafia Yahudi dengan aman mempermainkan arus barang, jasa, uang, dan modal dalam upaya menguasai uang dan kapital (despotisme of money and capital). Dengan cara ini, Yahudi menguasai ekonomi dan politik dunia secara terkendali.

C5. Sosialime
Revolusi Industri dan mekanisme pasar menimbulkan kemelaratan bagi kaum buruh dan rakyat kecil. Untuk mengendalikan reaksi dan perlawanan kaum buruh dan rakyat kecil, Yahudi melalui agen-agennya mendirikan sosialisme dalam berbagai visi dan misi. Pada tahun 1917 Gerakan Sosialisme ini pecah menjadi dua kekuatan yang kelihatannya bertentangan, yaitu sosialisme yang nebeng dengan kapitalisme yang disebut sosialis kanan, dengan komunisme yang konfrontatif dengan kapitalisme yang biasa disebut sosialis kiri. Dua-duanya bersifat internasional (internasionalisme) dan dikendalikan oleh Yahudi.

C6. Komunisme
Komunisme direkayasa oleh Yahudi melalui agen-agennya (Karl Max, Engels, Lenin) untuk menampung dan mengendalikan gerakan anti kapitalisme dan imperialisme yang radikal. Propaganda Komunisme bagi kaum buruh dan rakyat yang melarat adalah surga dunia, hidup sama rata sama rasa, diktator proletar. Namun kenyataannya, Uni Soviet menjadi Penjara Dunia untuk memperbudak rakyat Rusia yang tadinya paling keras anti Yahudinya. Sesudah generasi budak terbentuk, Uni Soviet dibubarkan lagi melalui agen-agennya karena tak diperlukan lagi.

D. Strategi Operasional.
1. Countrary Way.
2. Heteredox Way.
3. Radicalis Way.
4. Terroris Way.
5. Premanis Way
6. Competitive Way.
7. Conflict Way.
8. Pluralis Way.
9. Reformis Way.
10. Irrational Way.
Ini semua adalah jebakan atau perangkap Yahudi.

Keterangan:

D1. Countrary Way (Dengan cara-cara yang berlawanan/bertentangan)
Di atas permukaan nampak hal yang urusannya sama ada bermacam-macam, berlawanan, bertentangan satu dengan yang lainnya, tapi secara rahasia di bawah jaringan kendali atau pengaruh Yahudi. Ada yang direkayasanya secara langsung atau tak langsung dan ada pula yang sudah ada tanpa rekayasanya dimanfaatkan bila diperlukan. Goyim bebas memilih opsi yang mana, itu semua perangkap Yahudi. Wilayah garapannya luas, mulai dari pemikiran sampai praktek (Muamalah) dalam berbagai aspek kehidupan. Cara ini strategis untuk menampung dan melayani seluruh ambisi, pandangan, tujuan, misi, dan visi Goyim di seluruh dunia. Dengan cara ini, Goyim bisa diotak-atik, dipengaruhi, diarahkan, dikendalikan, sesuai dengan kebutuhan program Yahudi.
a. Dalam filsafat: Idealisme dipertentangkan dengan Materialisme.
b. Dalam Ideologi: Kapitalisme dipertentangkan dengan Komunisme.
c. Dalam Ekonomi: Mekanisme Pasar versus Mekanisme Sentral (Penetapan harga oleh pemerintah).
d. Dalam Politik: Theokrasi dipertentangkan dengan Demokrasi.
e. Dalam Partai Politik: Ideologi Liberal dipertentangkan dengan Ideologi Komunis. Partai Ekstrim Kiri versu Partai Ekstrim Kanan versus Moderat. Partai Komunis versus Partai Nasionalis versus Partai Agama.
f. Dalam Organisasi Massa: berbagai organisasi massa dipertentangkan antara yang satu dengan yang lainnya.
g. Dalam Pemerintahan: dipertentangkan Rakyat dengan Pemerintah, Pemerintahan Sipil dengan militer, Pemerintah Pusat dengan Daerah, dan sebagainya.
h. Dalam Negara: dipertentangkan antar suku, antar etnis, antar agama, antar golongan, dan sebagainya.
i. Dalam Kebudayaan: dipertentangkan kebudayaan nasional dengan kebudayaan daerah, kebudayaan asing dengan kebudayaan agama.
j. Dalam Agama: dipertentangkan antar agama, antar sekte agama, antar mazhab, antar berbagai pandangan dan pendapat mengenai agama.
k. Dalam Pers dan Siaran: ada yang pro Yahudi, yang kontra Yahudi, dan yang netral. Dalam acara siaran, koran, majalah, dan sebagainya ada acara/kolom porno dan ada pula acara/kolom agama.
l. Dalam Pendidikan: ada pendidikan sekuler, pendidikan nasional, dan pendidikan agama.

D2. Heterodox Way (Dengan Cara Penyimpangan).
Dengan cara Heterodox, Yahudi melalui agen-agen dan pion-pionnya menyimpangkan pemikiran, pemahaman, dan praktek agama dari sumber aslinya secara ilmiah tanpa terasa yang dilakukannya secara bertahap dalam berbagai aspek kehidupan menurut kebutuhan program Zionisme yang komprehensif dan terpadu.
a. Dalam agama Nasrani: Agama Nabi Isa diselewengkan oleh Paulus menjadi agama Kristen yang berpecah belah menjadi agama Katolik Romawi, Katolik Ortodox, dan Protestan yang bermacam-macam pula.
b. Dalam Agama Islam: Agama Islam dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w terpecah menjadi Mahzab Sunni dan Mahzab Syiah, kemudian selanjutnya ada penyelewengan seperti Ahmadiyah, Bahai, Druz, dan sebagainya.
c. Dalam Politik: ayat-ayat dan hadis Nabi digunakan untuk membenarkan ideologi, misi, visi, dan politik cara Barat (sekulerisme).
d. Dalam Ekonomi: ayat-ayat dan hadis Nabi digunakan untuk membenarkan sistem ekonomi kapitalis dan sosialis dalam sistem kapitalisme.
e. Dalam Kebudayaan: ayat-ayat dan hadis Nabi digunakan untuk membenarkan kebudayaan Barat seperti pergaulan bebas, pakaian bebas, kesenian pragmatis, dan pendidikan sekuler (pragmatisme dan sekulerisme).
f. Dalam hukum: ayat-ayat dan hadis Nabi digunakan untuk membenarkan hukum Barat (sekulerisme dan pragmatisme).
g. Dalam Pemerintahan: ayat-ayat dan hadis Nabi digunakan untuk membenarkan pemerintahan sekuler (sekulerisme dan pragmatisme).

D3. Radicalis Way (Dengan Cara Radikal).
Dengan cara radikal mendorong revolusi yang menimbulkan perang dan membawa perubahan peta politik/pemerintahan. Perhatikanlah Revolusi Perancis yang menimbulkan perubahan peta politik di Eropa Barat. Perang Dunia I yang menjatuhkan dan menghancurkan Kerajaan Tsar di Rusia dan Khilafah Islmiah yang mengubah peta politik di Eropa Timur dan Timur Tengah. Perang Dunia II mengubah peta politik Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, Timur Jauh, dan Afrika. Semuanya itu dalam rangka melaksanakan program Yahudi/Zionisme untuk menguasai dunia dan memperbudak umat manusia.

D4. Terroris Way (Dengan Cara Teror).
Organisasi rahasia Yahudi menggerakkan dan memanfaatkan berbagai Organisasi Rahasia Anti Yahudi untuk menteror sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka melaksanakan program Yahudi jangka pendek dan jangka panjang. Kadang-kadang perang diawali dengan teror pembunuhan tokoh/sasaran strategis untuk memancing peledakan perang atau sebagai alasan untuk memerangi sasaran yang telah ditargetkan sebelumnya. Lagi pula, Yahudi merekayasa melalui jaringan gerakan Anti Yahudi atau pers/penyiaran untuk membenarkan ide terorisasi sebagai jalan yang seakan-akan untuk menyukseskan perjuangan Goyim.

D5. Premanis Way (Dengan Cara Preman).
Preman itu modalnya brutal dan kekuatan fisik. Cukup dipelihara dengan minuman keras menjadi “Tenaga Siap” digunakan untuk kekerasan apa saja bila diperlukan. Untuk menodong, merampok, mencopet, mengancam, menyelundup, mengawal, menjaga, membunuh, berdemonstrasi, membakar dan mendobrak, mengamuk, mengacak-acak obyek sasaran. Tenaga-tenaga Revolusioner, keamanan, militer, partai, dan mafia dapat direkrut dari sini. Organisasi Rahasia Yahudi akan menggunakannya secara selektif, tepat, dan efektif dalam rangka mendukung kelancaran jalannya program Zionisme.
Kekerasan radikal, premanisme, terorisme, berakar dari Bad Instinct (Insting Jelek/Jahat) seperti dinyatakan dalam artikel I Protokol Yahudi.

D6. Competitive Way (Dengan Cara Persaingan).
Yahudi memanfaatkan mekanisme persaingan dalam berbagai kehidupan manusia agar nampak segala sesuatu berjalan secara alami. Dengan menggunakan mekanisme persaingan, Yahudi menyeleksi bibit unggul dan berhasil dalam segala lapangan kehidupan, yang digunakan untuk menyukseskan programnya. Dengan mekanisme persaingan, Yahudi mendorong dan mengendalikan perubahan dan kemajuan masyarakat secara berangsur-angsur sesuai dengan kepentingan programnya. Dalam hubungan sosial, Yahudi mengintroduksi dan mengembangkan pergaulan bebas dan pakaian buka aurat. Dalam pendidikan bagi Goyim, Yahudi mengembangkan kurikulum sekuler. Dalam lapangan ekonomi, Yahudi mengembangkan moral Homoeconomicus yaitu mekanisme pasar (pasar bebas). Yahudi berhasil menguasai ekonomi dunia lewat kedok ini. Kedok untuk mengamankan konsipirasinya dalam menggenggam kehidupan ekonomi dunia. Dalam lapangan politik, Yahudi mengembangkan moral Zoon Politicon yaitu mekanisme demokrasi. Kedaulatan rakyat (demokrasi) tidak lebih dari slogan sebagai umpan untuk menggiring para Goyim ke dalam kerajaan Invisible Government di bawah kendali kedaulatan uang dan kapital (despotism of money and capital) yang ada di tangan Yahudi. Sungguh konspirasi politik ini sangat indah, rapi, dan aman yang justru didukung sepenuh hati dan tenaga dalam segala aspek kehidupan oleh rakyat Goyim di seluruh dunia yang sedang “mabuk” dengan demokrasi dan kebebasan. Sungguh Yahudi memperoleh kekuasaan dan kekuatan dari kerelaan manusia itu sendiri. Selamat jalan diperhamba oleh Yahudi! Siapa yang diperhamba oleh Yahudi dengan sendirinya terlepas dari perhambaan dirinya dengan Allah (lihat surat Al-Fatihah).

D7. Conflict Way (Dengan Cara Konflik).
Dalam diri manusia ada potensi fujur dan taqwa (QS 91:8). Jadi dalam diri manusia itu sendiri ada potensi konflik (pertentangan). Dengan iman, potensi fujur direm, potensi taqwa dikembangkan.Dengan sendirinya konflik ini terbawa ke dalam kehidupan masyarakat manusia. Dalam masyarakat yang dibimbing dengan iman, potensi fujur (kejahatan) dapat diminimalisasi, kehidupan masyarakat yang bertaqwa mudah berkembang. Bagi Yahudi, untuk memenangkan programnya, potensi fujur ini yang harus dipupuk dan dikembangkan dengan berbagai cara dan kiat. Yahudi merekayasa dan mengelola suatu konflik yang terjadi dalam masyarakat dalam rangka mendukung programnya. Perbedaan yang sudah biasa hidup dalam masyarakat dapat disulapnya menjadi sumber pertentangan, perang, dan kekacauan bila sesuai dengan target programnya. Dapat pula direkayasanya perdamaian bila dibutuhkan bagi kelancaran programnya pula. Perhatikan misalnya Yahudilah yang merekayasa Revolusi Perancis, Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Yahudi pulalah yang merekayasa perdamaiannya.

D8. Pluralis Way (Dengan Cara Pluralisme).
Untuk menghadapi primordialisme, sektarianisme, kefanatikan agama, suku, kebangsaan, ras, golongan, politik aliran, dan semacam itu, Yahudi mengembangkan pandangan Pluralisme. Kebenaran bukan berasal dari satu golongan, tetapi berasal dari semua golongan. Jadi, kebenaran itu bersifat plural (jamak). Semua agama sama benarnya, pilih yang mana sama saja. Pandangan ini umumnya sudah menjadi keyakinan bagi kalangan intelektual dan ilmuwan sekuler. Pandangan pluralisme ini melumpuhkan sendi dan nilai agama dengan aman secara efektif. Pandangan ini sangat menguntungkan program Zionisme untuk melumpuhkan semangat dan jihad umat Islam. Yahudi berterima kasih kepada tokoh-tokoh pluralisnya sebagai pionnya.

D9. Reformis Way (Dengan Cara Reformasi).
Yahudi memperlemah kekuasaan Gereja Katolik yang memegang kekuasaan agama dan politik mulai abad ke-14 di Eropa dengan cara reformasi (pembaruan). Gerakan reformasi memperbarui pemahaman agama Katolik sehingga pada akhirnya melahirkan agama baru yaitu protestan dan negara-negara nasional yang memisahkan diri dari Kedaulatan Gereja Katolik yang dipimpin oleh seorang Paus. Keberhasilan reformasi ini didukung oleh kemajuan pengajaran rakyat dan pers. Reformasi, agama Protestan, negara-negara nasional memupuk pertumbuhan kapitalisme yang dikendalikan oleh Yahudi.
Reformasi di dunia Timur pada sekitar pertengahan abad ke-19 dalam lapangan perdagangan, pengajaran, birokrasi, militer, merupakan jalur yang aman bagi jaringan rahasia Yahudi. Dari sini, Yahudi berhasil memasukkan agen dan pionnya ke Istana Khalifah, Amir, dan ke dalam tubuh pemerintahan, keamanan, dan militer. Di antara tokoh-tokoh reformasi Islam ada yang berasal dari anggota freemasonry. Agen Yahudi yang paling berhasil masuk ke dalam dinas militer adalah Mustafa Kemal Pasha. Dia berhasil menghancurkan Khilafah Islamiyah yang berpusat di Turki (Istambul). Dengan demikian, Islam menjadi berantakan karena tanpa Imamah dan Pemerintahan Pusat. Selanjutnya, dunia Islam bercerai-berai menjadi negara-negara Nasional tanpa persatuan dan kekuatan. Dengan demikian sudah cukup prakondisi dan peluang untuk mendirikan Negara Israil pada tahun 1948 yang disponsori oleh Inggris dan Amerika Serikat. Di Indonesia, Yahudi berhasil memanfaatkan reformasi (pembaruan) tanpa terasa menjadikan umat Islam Indonesia terpecah ke dalam beberapa kubu yang siap diadu domba, yaitu kubu tradisional, kubu nasionalis, dan kubu modernis. Persatuan dan kekuatan NKRI tergantung dari kekompakan tiga kubu ini. Jika ketiga kubu ini berhasil diadu domba maka tamatlah riwayat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.





D10. Irrational Way.
Manusia dan masyarakat berkembang dengan kekuatan rasional dan irasionalnya. Di sini, Yahudi memanfaatkan sebaik-baiknya, bukan saja sisi rasional programnya, tetapi juga potensi irasionalnya untuk mendukung pencapaian programnya. Organisasi Rahasia Yahudi menjaring dan memanfaatkan kegiatan peramalan, perdukunan, perkuncenan, pemujaan kepada setan untuk kaya, persilatan, pertarekatan, perilmuan rahasia, kebatinan, sihir, persulapan, perlawakan, hiburan, perlombaan kecantikan, dan hal-hal lain yang semacamnya seperti olah raga, kesenian, permainan, perjudian, pelacuran, permabukan, persaktian, pemisterian, perdzikiran. Sasaran Yahudi dengan sarana-sarana di atas untuk meninabobokan rakyat dan mengalihkan perhatiannya dari masalah-masalah agama, politik, bangsa, nasib rakyat, dan negara. Sehingga dengan demikian dapat mengurangi inisiatif dan gerakan perlawanan Goyim. Lagi pula, sarana-sarana di atas dapat merusak akidah dan moral serta dapat dipolitisasi sesuai dengan kebutuhan program Yahudi. Dan juga, sarana-sarana di atas menghasilkan uang yang dikuasai dengan licik oleh jaringan-jaringan mafianya. Agen-agen dan pion-pion mereka yang yang sudah dilatih seperti robot akan melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

E. Sasaran Strategis yang Dikuasai oleh Yahudi.

No. Sasaran Motor (Penggerak) Mekanisme Pola Kepribadian
1. Uang/emas · Pertukaran · Spekulasi · Bunga · Nafsu sex/maksiat· Nafsu perjuangan · Mekanisme pasar· Bursa · Perbankan · Mafia perjudian · Mafia alkoholisme· Mafia narkotika· Perang
2. Ilmu pengetahuan dan teknologi Ingin tahu, ide, metodologi, kurikulum Perguruan
3. Komunikasi, informasi, opini Ingin tahu, isu, harga diri, kepentingan Pers, penyiaran radio dan TV, penerbitan dan percetakan, internet, club pertemuan, perhimpunan
4. Teknologi Dorongan: mempertahankan diri, mengembangkan diri Organisasi: swasta, pemerintahan, sipil, militer, nasional, internasional

Keterangan
E1. Sasaran Uang/Emas
Dengan uang semuanya dapat dilaksanakan dan dikuasai. Tanpa uang, tinggal menghayal. Dengan keyakinan ini, Yahudi mulai menguasai dunia dengan bertitik tolak dari menguasai uang. Bagaimana caranya harus disesuaikan dengan sifat manusia yang serakah. Jadi, apa motornya (penggeraknya)? Pertama dengan mengintroduksi dan mengembangkan sistem pertukaran dengan uang melalui mekanisme pasar dan jaringan perbankan. Mata uang di Eropa dibuat dari emas dan perak kemudian dari kertas. Dengan demikian, Yahudi dapat menghimpun emas dan menguasai peredaran uang. Kedua dengan bunga sebagai penggeraknya. Mekanismenya jaringan perbankan dan keuangan. Uang masyarakat diputar dan dikuasai dengan permainan bunga (Politik Diskonto). Penggerak ketiga adalah spekulasi. Selera spekulasi manusia dipancing melalui permainan politik pasar terbuka dan perdagangan mata uang di bursa. Barang komoditipun dapat diperdagangkan melalui pasar abstrak dengan permainan spekulasi di bursa. Motor yang keempat adalah nafsu seks (maksiat) manusia itu sendiri. Dengan demikan, jaringan mafia Yahudi menggiatkan dan memanfaatkan bisnis pelacuran, perjudian, minuman keras, candu, narkotik, ganja, dan semacamnya melalui jaringan yang rapi dan profesional. Penggerak yang kelima adalah nafsu perjuangan (polemos manusia). Dipancing dengan cara-cara di atas (C dan D) menggiring Goyim untuk senang perang. Dengan perang, Yahudi meraup keuntungan dari perdagangan senjata legal dan ilegal. Perdagangan ilegal ganja, narkotik, dan semacamnya, perdagangan hutang (kredit) kepada pihak yang sedang berperang dan berbagai konsesi yang dimanipulasi atau direkayasa. Dengan demikian uang membentuk peradaban. Peradaban membentuk selera duniawi, kepribadian, dan sikap hidup manusia.

E2. Sasaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Dengan uang Yahudi menguasai IPTEK. Dan dengan metodologi mengendalikan IPTEK. Dan dengan metodologi, Yahudi menguasai pola berpikir (state of mind) manusia. Dan dengan kurikulum, Yahudi mengatur distribusi IPTEK di tengah masyarakat di seluruh dunia. Dengan demikian ide, pemikiran, pemahaman, konsepsi selalu dibentuk, diatur, dan dibatasi melalui metodologi dan kurikulum. Jadi segala arah pemikiran, pandangan, dan reaksi manusia Goyim sudah ada dalam program pengendalian Yahudi.

E3. Sarana Komunikasi, Informasi, dan Opini
Dengan uang pula Yahudi menguasai komunikasi informasi dan opini melalui mekanismenya seperti pers, penyiaran radio dan televisi, internet, penerbitan dan percetakan, club-club pertemuan, perhimpunan-perhimpunan, asosiasi-asosiasi, dan sebagainya. Dengan demikian, IPTEK, komunikasi, informasi, opini membentuk kebudayaan, pola berpikir, kepribadian, dan sikap hidup manusia.

E4. Sasaran Teknologi
Sejak awal, manusia dengan dorongan mempertahankan diri membutuhkan makanan, tempat tinggal, pakaian. Untuk memenuhinya manusia butuh teknologi sesederhana apapun dan itupun hanya dapat terlaksana dengan kerja sama (organisasi). Dalam dunia modern ini teknologi hanya dapat dikuasai dengan uang. Dengan uang yang dikuasainya, Yahudi menguasai teknologi dan organisasi swasta, pemerintah, sipil, militer, nasional, dan internasional. Konsekuensinya adalah:
1. kepribadian manusia dengan unsur utamanya fisik, hati (nafsu, selera, ingin kuasa, perasaan), dan pikiran terbentuk dengan uang.
2. Peradaban dan kebudayaan manusia terkondisikan dengan uang.
3. Dengan demikian Yahudi yang menguasai uanglah yang menguasai manusia (Goyim) dengan segala peradaban dan kebuyaannya.
4. Ini adalah suatu perbudakan yang halus dengan kerelaan manusia (Goyim) itu sendiri.
5. Ini adalah kekufuran atas biaya dan pengorbanan manusia itu sendiri, suatu jalan ke Neraka Jahanam. Selamat jalan atas pilihan sendiri!!!
Siapa yang akan diselamatkan Allah dari perbudakan dan jalan ke neraka itu? Bacalah Al Qur'an, perhatikan surat Ali Imran ayat 101 sampai dengan 104 untuk solusinya adalah:
1. Bertaqwalah dengan sepenuh ikhlas.
2. Berpegangteguhlah semuanya dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasul.
3. Tetaplah dalam jamaah muslimin (umat) dengan melaksanakan fungsi-fungsinya walaupun tinggal sendiri.

F. Lembaga-lembaga Pengkaderan Untuk Kepentingan Yahudi.
Untuk menjadi kaki tanganya si Goyim harus dibentuk dahulu, apakah itu untuk agennya atau pionnya. Lembaga-lembaga pengkaderan itu seperti: 1.freemansory (masoniyah) 2.Theosophy.3. Rotary club 4. Lions Club 5. Ladies society 6. Womans Club 7. Tutor & mentor 8. Student Club/ Society 9. dll.
Agen-agen dan pion-pion “diselusupkan melalui jaringan rahasia ke dalam setiap aspek dan jaringan kehidupan umat manusia dengan misi yang spesifik.
Semua program ini dapat berjalan dengan baik karena kedaulatan uang/emas ada di tangan Yahudi (Zionisme). Siapa yang tidak butuh dan doyan uang. Nilai uang, harga barang, dan jasa ada di tangannya. Demikian juga nilai rakyat, massa, dan elit ada di tangan Yahudi. Kedaulatan rakyat, kedaulatan negara, supremasi hukum dimanipulasi/diganti oleh kedaulatan uang dan kapital (despotisme of money and capital).

Sumber Rujukan:
1. The Protocols of The Learned Elders of Zion (Protokol Yahudi).
2. Dan lain lain.














LIBERALISME

A. Liberalisme Selayang Pandang
Liberalisme adalah paham kebebasan dalam berpikir, merasa, berkeinginan, berkemauan dan bertindak dalam segala macam aspek kehidupan: berkomunikasi, bergaul, bermasyarakat, bersosial budaya, berekonomi, berpolitik, berhukum, dan beragama.Liberalisme berakar dari dalam hawa nafsu manusia itu sendiri.Untuk dapat beroperasi dengan aman dapat diterima oleh semua pihak, liberalisme membungkusi dirinya dalam penampilan dengan semboyan nilai-nilai luhur kemanusian : kebebasan, persamaaan, persaudaraan, keadilan, kebenaran, kemakmuran, kasih sayang dan dengan kegiatan : bantuan sosial, kesehatan, pendidikan, seni dan sastra, demikian juga dengan dedikasi, profesi, agama, dan sebagainya.
Liberalisme mulai bergerak maju secara sistematis terencana sejak berakhirnya perang salib pada abad ke-13.Dalam penampilan yang cantik sekali liberalisme muncul di Eropa dengan nama Renaisans yaitu kebangkitan kembali peradaban, kebudayaan, seni sastra, filsafat, ilmu pengetahuan yang sudah lama terpendam oleh Zaman Pertengahan yang dikuasai oleh pemerintahan Gereja.Liberalisme memajukan pengajaran seni sastra, filsafat, ilmu pengetahuan Yunani-Romawi kuno sebagai instrumental yang paling strategis untuk mengarahkan dan membimbing cara berpikir manusia secara hati-hati sistimatis keluar selangkah demi selangkah dari belenggu cara pemikiran Gereja.Jadi disini sasaran utama pembaharuan masyarakat oleh liberalisme ini adalah perubahan pola berpikir (state of mind)-nya.Strategi ini paling meyakinkan karena telah terbukti berhasil merongrong, memperlemah, menceraiberaikan dan menghancurkan sistem Daulah Islamiyah Andalusia dengan cara menyebarluaskan filsafat Yunani yang berwarna Islam di tengah-tengah masyarakat, yang merubah aqidah Tauhid menjadi aqidah filsafat yang intelektualistis liberalistis sekularistis.
Pada mulanya di Eropa liberalisme dirintis melalui kegiatan perdagangan dan keuangan perbankan yang menjaring dunia Eropa dari Laut Tengah sampai kepelosok-pelosok jauh kepedalaman. Berangsur-angsur tapi pasti barang mewah dan uang semakin menjerat selera prilaku yang menjanjikan kesenangan bagi masyarakat terutama di kalangan elitnya : para raja, para bangsawan, para tokoh agama.Konsekwensinya mereka semakin tergantung dengan barang-barang konsumsi kemewahan dan uang yang dikendalikan oleh organisasi dagang dan keuangan perbankan kaum kapitalis dalam kontrol Yahudi. Dalam perkembangan Zaman kehidupan masyarakat, negara, Gereja tanpa disadari semakin diarahkan oleh kegiatan pedagangan dan keuangan perbankan kaum kapitalis. Akibatnya sistem kapitalisme mulai beredar sedangkan sistem feodalisme mulai mengendor. Apalagi pengajaran rakyat sedikit demi sedikit mulai ditangani oleh kaum liberal yang tadinya menjadi monopoli gereja. Jelaslah disini kebijakan dan kegiatan perdagangan dan keuangan perbankan tanpa disadari merubah selera, prilaku masyarakat dan pola kepribadian manusia. Jadi dengan kebijakan dan kegiatan perdagangan dan keuangan perbankan sasaran awal pembaharuan masyarakat oleh liberalisme adalah perubahan pola sikap prilaku (behaviour structure). Disini kita memperoleh pelajaran dari liberalisme ada dua strategi pokok untuk merubah dan mengendalikan masyarakat yaitu: dengan perubahan sikap prilaku (behaviour structure) yang mendahului perubahan pola pikir (state of mind).Dua tahapan strategi ini berlangsung dengan aman dapat diterima oleh publik tanpa disadari semakin di ikuti dan dilakukan dengan serius dan antusias sekali.Untuk mencapai keberhasialan yang efektif perlu diperhatikan urutan 2 tahapan strategi di atas dalam merubah suatu masyarakat ataupun seseorang.Yang terlebih dahulu dirubah adalah kondisi fisik/lahiriahnya, baru kemudian kondisi batin/rohaniahnya.Perubahan tingkahlakunya mendahului perubahan perasaan hati, pikiran dan kemauannya.Untuk merubah pandangan hidup dan aqidah seseorang/masyarakat haruslah melalui perubahan perilaku terlebih dahulu. Landasan Ilmu Jiwa yang digunakan adalah Ilmu Jiwa Behaviourisme.Inilah yang digunakan oleh Metodologi Pragmatisme suatu metode ilmiah modern dalam memecahkan berbagai masalah sosial budaya, hukum, ekonomi, politik, pertahanan keamanan dan sebagainya.
Gerakan Renaisans sungguh membawa hasil yang menakjubkan mampu merubah masyarakat menjadi lebih kritis, sekuler dan bebas. Gerakan Renaisans ini merupakan modal dasar bagi gerakan-gerakan selanjutnya. Pada abad ke-16 liberalisme yang ditangan sistem kapitalisme ini mendobrak rejim gereja yang masih kuat dengan gerakan Reformasi . Gerakan Reformasi berhasil memecah belah agama Kristen dan pandangan politik.Maka muncullah agama baru yaitu Protestan yang memisahkan diri dari induknya agama Katholik.Dan konsekwensi selanjutnya bangkitlah negara-negara nasional yaitu kerajaan-kerajaan yang lebih otonom dari dominasi Gereja malahan terlepas sama sekali seperti Inggris. Reformasi, Agama Prostesten, Negara Nasional merupakan instrumental yang strategis untuk melancarkan jalannya sistem kapitalisme.
Gerakan Aufklarung (pencerahan) oleh liberalisme sejak abad ke-17 merupakan kebangkitan Ilmu Pengetahuan yang positif, suatu gerakan pemikiran yang realistis menghantam habis-habisan dogmatisme dan dominasi Gereja. Theokrasi dipertentangkan dengan demokrasi. Pemerintahan agama dikritisi secara tajam untuk diganti dengan pemerintahan berdasarkan hukum dan konstitusi. Negara Agama harus dilenyapkan diganti dengan Negara Sekuler.Gerakan Aufklarung, Positivisme, Realisme ini menjalar ke seluruh lapisan masyarakat di Eropa yang kelancarannya terbantu sekali oleh kemajuan sistem pengajaran dan pers beserta percetakan dan penerbitan yang sedang menyebar dan meningkat.Pada abad ke-19 para ilmuwan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan menghantam habis-habisan otoritas agama; Auguste Comte (filsuf sosiolog Prancis) telah menggambarkan keruntuhan agama dan kebangkitan ilmu pengetahuan; Sigmund Freud (psikoanalis Austria) menyatakan agama itu adalah ilusi, Tuhan digantikannya dengan Dus Uber Ich (Super Ego); Karl Marx mengemukakan yang ada hanya materi, Tuhan tidak pernah ada, agama adalah candu masyarakat; dan filosuf Jerman Friedrich Nietzsche mengatakan “Tuhan telah mati”.Dengan revolusi pemikiran dari liberalisme dalam cengkraman sistem kapitalisme ini masyarakat dan peradaban Eropa (Barat) semakin bebas, rasionalis, pragmatis, materialis, sekularis dan individualis.

B. Peradaban dan Politik Liberalisme Kapitalisme
Liberalisme mendorong pergaulan kehidupan yang semakin bebas dengan selera tinggi terhadap segala macam kebutuhan hidup yang serba mewah, boros, konsumtif terutama bagi kalangan elit, istana, bangsawan, pendeta, dan borjuis.Liberalisme dengan karakter moralnya yang serba pragmatis mendorong kemudahan-kemudahan bagi timbulnya perilaku kemaksiatan yang menuntut biaya tinggi, ketergantungan serta perilaku yang irasional dan berutal.Konsekwensinya terbentuklah sistem kepribadian dan masyarakat yang suggestible, konsumtif, irasional, dan berutal.Prakondisi dengan sifat-sifat seperti ini sangat dibutuhkan bagi kelancaran beroprasinya para penyelusup terselubung yang dilepas oleh jaringan Konspirasi Yahudi Internasional masuk kedalam istana, birokrasi, meliter, gereja, dan sasaran-sasaran strtegis lainnya.
Melalui Renaisans-Humanisme, Reformasi, Aufklarung (pencerahan) liberalisme berhasil merombak sistem berpikir yang tradisional berubah menjadi sistem berpikir yang modern pragmatis sekuler. Filsfat, seni-sastra, seni budaya, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan teknologi berkembang dengan pesat. Cara berpikir masyarakat semakin rasional, kritis, pragmatis, dan sekuler. Berpikir kritis menyebabkan tidak mudah lagi percaya kepada ajaran-ajaran tradisional dan agama. Berpikir pragmatis mendorong lebih bersikap mengutamakan nilai duniawi dan kepentingan sesaat. Berpikir sekuler mendewakan urusan dunia, negara, harta benda, sekaligus menyepelekan atau menolak atau menentang urusan agama dan nilai-nilai ukhrawi.Konsewensinya terbentuklah sistem kepribadian dan masyarakat yang kritis, pragmatis, dan sekuler yang terpadu dengan sistem kepribadian dan msyarakat yang tersebut sebelumnya menjadi suatu sistem kepribadian dan masyarakat yang rasional-irasional, pragmatis, sekuler, konsumtif, sugestible, berutal. Dengan kemajuan pengajaran dan ilmu pengetahuan orang semakin rasional dalam berpikir dan mengambil keputusan tapi tatkala selera dan prilakunya banyak dikendalikan oleh hawa nafsunya maka berbalik ia bersikap irasional mengikuti perasaaan dan khayalannya. Jadi kepribadiannya campur aduk tidak utuh. Jiwa yang demikian mudah terpengaruh (sugestible) oleh perubahan kondisi atau pancingan keadaan sekitar, malahan dapat tergiring bersikap brutal. Keadaan ini diperparah lagi oleh keterggantungan terhadap segala macam kebutuhan konsumtif yang serba mewah, dan prestise (harga diri) yang berlebih-lebihan. Namun karekter-karakter orang semacam inilah yang sangat dibutuhkan oleh Konspirasi Yahudi Internasioanal untuk dijadikan kayu bakar dalam suatu Revolusi politik yang sedang disiapkan. Dari sinilah tenaga-tenaga Revolusioner disiapkan melalui pengkaderan oleh jaringan FreeMansonry atau Theosophy. Dan dari sini pulalah disiapkan masyarakat pendukung Revolusi politik.Dan dengan karakter-karakter semacam ini pula digunakan sebelumnya oleh Konspirasi Yahudi Internasional (Zionisme) untuk membentuk kepribadian kalangan elit (ALMALAU) menjadi hidup mewah berlebih-lebihan, serakah, zholim, senang maksiat, dan menindas rakyat. Melalui kapasitas intelektualnya pula mereka berpikir rasional pragmatis untuk dapat menerima dengan polos berbagai kebijakan politik pemerintahan yang disodorkan oleh agen-agen Yahudi yang sudah siap dilingkungannya. Dengan cara ini Konspirasi Yahudi Internasional dari belakang layar mengendalikan dan mempengaruhi para raja, para pimpinan negara dan pemerintahan beserta para wakil rakyat untuk terlibat dalam berbagai perang sehingga terjerat utang dalam belenggu cengkraman Para Pemilik Modal Yahudi. Fasilitas negara yang pertama kali mereka kuasai adalah sistem perbankan melalui bank sentral dan hak mencetak uang.Dengan cara ini mereka akan menguasai keuangan, ekonomi dan politik suatu negara.Konsekwensinya negara yang menjadi korban sering mengalami krisis keuangan, ekonom dan politik.Untuk mengatasi utang selangit yang semakin membengkak pula karena membayar bunga pemerintah terpaksa mengikuti nasehat agen Yahudi agar menaikkan dan menambah sumber-sumber pajak,atau menaikan harga-harga barang dan jasa melalui kenaikan harga komoditi yang strategis.Untuk mengatasi berbagai krisis pemerintah Goyim (Gentiles) tetap tunduk kepada resep gelap atau klasik yang telah mencengkramnya.Semua kebijakkan pemerintah ini menambah beban yang semakin parah bagi kalangan rakyat.Situasi ini dibutuhkan Konspirasi untuk mengundang timbulnya keresahan, kerusuhan, pemberontakan, perang atau revolusi yang digunakan untuk melancarkan Program Yahudi Internasioanal itu sendiri.Maka dibutuhkan berbagai Revolusi diantaranya Revolusi Inggris, Revolusi Industri, Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Dunia III, dan berbagai demonstrasi, kerusuhan, kekacauan, dan pemberontakan yang terjadi disana-sini dimana-mana dimuka bumi ini.Dengan jalan ini mereka semakin kaya raya, tambah kokoh kuat dan umat manusia nonYahudi semakin tercengkram dalam genggamannya.

C. Konsep Dasar Politik Liberalisme Kapitalisme
Dari pengalaman sejarah selama ini diperkuat pula oleh Protokol Yahudi bahwa konsep dasar liberalisme kapitalisme Yahudi Internasional untuk mengendalikan peradaban dan politik dunia diantaranya sebagai berikut :
1. Menggunakan instink kelemahan manusia itu sendiri yang jahat dan brutal.Karena itu untuk memimpin dan mengatur manusia harus dengan kekerasan, teror dan maksiat dengan berpedoman pada hukum alam yang mengandung kekuatan yang nyata.
2. Menggunakan Ideologi kosong liberalisme dengan semboyan :
Liberte, egalite, fraternite (kebebasan, persamaan, persaudaraan)dan HAM untuk mengrogoti dan mengurai ikatan kekuatan tradisional, agama dan pemerintah yang sah dan mendorong manusia berpikir bebas terjerumus ke dalam pergaulan hidup serba bebas dengan segala bentuk kemaksiatan yang terkendali pada satu tangan.
3. Menguasai emas, uang dan kapital untuk menguasai segalanya.
4. Menguasai, merekayasa dan memanipulasi segala bentuk dan macam ilmu pengetahuan baik yang rasional maupun yang irasional sesuai dengan tuntutan kebutuhan Program Konspirasi.
5. Menguasai, merekayasa, dan memanipulasi segala macam ajaran agama, mistik, mejik, tenaga dalam, sesuai dengan tuntutan kebutuhan Programa Konspirasi.
6. Mengendalikan dan menguasai kemajuan segala macam teknologi selaras dengan tuntutan Program Konspirasi.
7. Menguasai dan mengendalikan Pers, segala macam bentuk masmedia untuk menggenggam opini dunia dan memanfaatkannya sesuai dengan Program Konspirasi.
Ketujuh konsep dasar ini menjadi sumber inspirasi dan kekuatan nyata bagi Konspirasi Yahudi Internasioanal untuk menguasai dunia. Kunci kemajuan ekonomi dan peradaban adalah teknologi.Teknologi dapat terwujud kedalam kenyataan peradaban dunia dengan kekuatan kapital, uang, dan emas. Sedangkan teknologi itu sendiri merupakan hasil penerapan ilmu pengetahuan (sains). Tapi semuanya tak akan pernah ada tanpa inisiatif, kreatifitas, pengelolaan dan pelaksanaan oleh manusia itu sendiri.Konsewensinya perlu ilmu pengetahuan untuk memahami manusia dan alam itu menjadi sangat menentukan. Maka lahir berbagai ilmu pengetahuan seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ilmu budaya, psikologi, fisafat, ilmu agama, ilmu mistik, dan sebagainya.Telah berabad-abad mereka menggali, meneliti, mempelajari segala macam ilmu pengetahuan itu dan selanjunya bagaimana memanipulasi dan merekayasa untuk kalangan goyim dan berbeda untuk kalangan mereka sendiri dalam rangka mengarahkan manusia dan dunia. Karena kebanyakan manusia lebih dikuasai oleh instink nafsu jahatnya maka untuk mengatur dan menggiring manusia itu harus dengan cara kekerasan, perkosaan, terorisasi, maksiat, kelicikan dengan segala macam tipu daya. Karna kebanyakan manusia itu senang dengan formalitas tanpa isi dan selogan kosong maka mereka menggunakannya secara selektif dan efektif sesuai dengan Program yang telah ditetapkan sebagai umpan untuk menyesatkan dan mengeksploitir manusia nonYahudi.
Demikianlah menurut Protokol Yahudi liberalisme dengan semboyan / selogan tiga kata dan hak asasi manusia itu disebarluas oleh agen-agen Yahudi yang buta dengan penuh semangat lalu diletakkan dibibir masyarakat umum agar mereka nonYahudi mengucapkan berulang-ulang, persis burung beo. Padahal selogan-selogan kosong dari liberalisme itu akan menggeroggoti aqidahnya, akhlaknya, kepribadiannya, agamanya, tradisinya, kebudayaannya, pandangan hidupnya, dan mengurai beserta mencerai-beraikan ikatan kekeluargaan, jama’ah, masyarakat, bangsa, politiknya, dan menghancurkan fondasi pemerintahan dan negara nonYahudi yang sah dan mapan. Dengan demikian tanpa disadari lama-kelamaan mereka nonYahudi beralih dikuasai dari Aristrokrasi keturunan (darah) ke Aristokrasi uang, emas, kapital, yang di tangan Konspirasi Yahudi Internasioanal. Sedangkan mereka nonYahudi sudah puas dengan sebutan pemerintah yang demokratis, konstitusional, negara hukum dan sebagainya yang serba formalitas belaka ( baca protokol Yahudi, artikel 1 & 2 ).
Perhatikan kekuatan sihir dari propaganda Yahudi melalui pers, masmedia, iklan, selebaran, brosur, seni sastra, bacaan-bacaan cerita, novel, film, sinetron, isue, buku, perlawakan, tontonan, atraksi, pertunjukan, pameran, pidato, agitasi, diplomasi dan sebagainya. Dengan sarana-sarana kekuatan propaganda ini menyihir segala lapisan masyarakat terjerumus ke dalam berbagai bentuk perbuatan kemaksiatan dan kedurhakaan yang menjadi sasarannya seperti perbuatan amoral, asosial, kebejatan, kenakalan, keberutalan, kemabukan, ekstasi, perjudian, perzinahan, perampokan, pembunuhan, penipuan, penyuapan, korupsi, penggelapan uang negara dan sebagainya. Termasuk sasarannya pula adalah merusak aqidah, syari’at, sosial budaya agama, memanipulasi dan merekayasa agama melalui pikiran dan pergaulan bebas, pendidikan, pengajaran,pelatihan, penataran dan reformasi. Konsekwensinya segala transaksi dan lalu lintas barang, jasa, kapital, uang, orang yang terlibat dalam kegiatan sekitar seluruh sarana dan sasaran tersebut diatas dikuasai dan dikendalikan Konspirasi Yahudi Internasioanal melalui kakitangannya langsung maupun tak langsung dari jaringan sindikat mafia Internasioanal. Dengan strategi propaganda ini akhlak, agama, kebudayaan masyarakat non Yahudi merusak, sekaligus menghasilkan uang menambah kokoh kekuasaan bagi kekuatan Yahudi Internasioanal (Despotisme of money and capital). Dengan demikian dengan propoganda ini melalui sarana dan sasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan Program Zionisme Internasioanal terbentuklah publik opini yang dapat digunakan untuk memajukan atau mengkrisiskan kehidupan ekonomi dan politik, serta sosial budaya, pertahanan keamanan, dan membangkitkan keresahan, demonstrasi, kerusuhan, kekacauan, pemberontakan, perang atau revolusi.

D. Prinsip Dasar Strategi Politik Liberalisme Kapitalisme
Dari pengkajian atas Protokol Yahudi dengan memperhatikan konsep dasar liberalisme diatas dapat ditarik berbagai prinsip dasar strategi yang digunakan untuk menguasai dunia diantaranya sebagai berikut :
1. Mengembangkan berpikir bebas dan pragmatis.
2. Mempromosikan Pergaulan & kerja bebas dan pragmatis.
3. Mencampur aduk antara yang haq dengan yang bathil.
4. Menukarkan hak dengan kekuatan nyata.
5. Gerakan terselubung penuh rahasia.
Keterangan :
D1. Mengembangkan Berpikir Bebas dan Pragmatis
1.Tujuannya : Diharapkan dengan kesadaran sendiri orang setahap demi setahap terlepas dari ikatan tradisinya, kebudayaannya, agamanya, sistem politik kekuasaannya dari secara pasif sampai secara aktif.
2.Sasarannya : Bisa individual atau kolektif dari berbagai lapisan masyarakat seperti pelajar, petani, pedagang, buruh, seniman, sastrawan, ilmuwan, filosuf, agamawan, konglomerat, birokrat, militer, pengacara, pemuda, wanita, pers dan sebagainya.
3.Temanya : Tema permasalahan yang dikemukakan bermacam ragam tidak terbatas asal dapat memutar otak manusia untuk mulai mau berfikir terarah dan dinamis.
4.Pradigmanya : Konsep dasar berfikir yang digunakan dipilih sesuai dengan arah yang menjadi misinya, apakah dia diharapkan menjadi ahli agama, ahli ekonomi, ahli hukum, ahli politik, ahli kebudayaan, ahli sastrawan, atau apakah dia menjadi seorang penganut mistik, magic, theisme, deisme, pantheisme, agnostisme, atheisme, rasialis, nasionalis, internasionalis, anarkis, evolusioner, revolusioner, reaksioner, reformis, contrareformis, menjadi seorang pemberontak, teroris, relawan, pahlawan, preman dan sebagainya.
5.Postulat : Asumsi dasar sebagai titik tolak berfikir kearah tertentu sesuai dengan pradigmanya dan misinya yang khas.
Semuanya ini sudah ada di tangan Sesepuh Yahudi tinggal dimainkan tepat waktu dan sasaran secara selektif dan efektif. Hal ini sudah berjalan sejak berabad-abad yang lalu semenjak mereka dikutuk menjadi monyet, babi, abduththoghut (QS. 5 : 60).
Suatu filsafat atau ilmu pengetahuan adalah tersusun dari pradigma, postulat dan tema. Dari tiga kerangka dasar inilah yang melahirkan berbagai macam filsafat dan ilmu pengetahuan dan dapat menghasilkan teori dan aliran yang berbeda-beda malahan yang bertentangan, terutama dalam filsafat, ilimu pengetahuan sosial, psikologi, ilmu kebudayaan, seni dan sastra dan sebagainya. Dari sini Konspirasi Yahudi Internasional dapat mempersiapkan dan mengarahkan berbagai kubu pemikiran, kepentingan dan pertentangan menurut kebutuhan programnya. Dalam berbagai kubu yang berlawanan ini mereka menanamkan rasa benci, iri dan dengki, dendam kesumat, mengejar prestasi dan prestise yang ambisius. Semuanya itu sebagai bom waktu untuk digunakan tepat sasaran dan waktu. Dengan persiapan ini mereka dapat menstir dan mencetuskan keresahan, kerusuhan, teror, pemberontakan, perang, revolusi dan perdamaian sesuai dengan kebutuhan programnya. Tentu semuanya dapat terlaksana dengan beres atas dukungan dana yang melimpah dan dengan organisasi yang rapi yang terselubung dengan rahasia pada tangan Sesepuh Arif Yahudi.
Pendeknya dalam otak manusia relatif tak terbatas dapat ditanamkan banyak idea untuk menggerakkan pikiran bebasnya bergeser keluar dari ikatan pikiran primordialnya.Apakah itu melalui berbagai disiplin ilmu pengetahuan, filsafat, seni budaya, seni sastra, maupun melalui pers, isue, gosip, sinisme, iklan, diskusi, pidato, ceramah, diplomasi, percakapan, ngobrol, bercanda, pertunjukkan, film, sinetron, acara warta berita, acara silaturrahim, beragam corak cerita porno, termasuk pertenungan, astrologi, perdukunan, magic, permistikkan, atau ikut membantu masalah yang dihadapi Goyim berlagak sebagai penasehat atau konsultan seperti Iblis terhadap Adam dan sebagainya.Dengan merekayasa, mengarahkan pikiran bebasnya yang pragmatis manusia, masyarakat, massa, pemerintah, birokrat, militer, konglomerat, elit di giring dan dikendalikan kearah sasaran atau target tertentu sesuai dengan kebutuhan untuk melancarkan jalannya Program Konspirasinya.Jadi manusia Goyim dijadikan robot peradaban dunia rekayasa Yahudi melalui pembentukan pola pikir ( state of mind ) nya dengan menggunakan pikiran bebasnya sendiri.Konsekuensinya terlepaslah kebanyakkan manusia dari bimbingan Allah dan tak pernah jadi abdullah lagi tapi malahan jadi abduththoghut.Inilah hakekat peradaban dan manusia modern !!! naudzubillahimindzalik!
D2. Mempermosikan Pergaulan & Kerja Bebas dan Pragmatis
Kebebasan tidak hanya dapat digerakan melalui pikiran manusia secara sadar, tapi dapat pula digerakkan melalui perilakunya tanpa disadari berkat dari dalam diri manusia itu ada dorongan saling meniru, saling mempengaruhi, saling bersaing, saling mempertahankan diri, saling punya kepentingan, saling punya ambisi, saling punya harga diri dan aktualisasi diri. Semua potensi ini dapat digunakan untuk menggerakan atau merubah perilakunya melalui segala macam pergaulan (hubungan) dan kerja (pekerjaan). Sasaran perubahan disini adalah perilakunya yang meliputi segala tingkat dan lapisan manusia dan masyarakat dari yang paling bodoh sampai yang paling pintar, dari yang paling miskin sampai yang paling kaya raya, dari yang paling berkuasa sampai yang paling tertindas dan melarat.
Mereka menggerakkan pergaulan bebas misalnya melalui sistem sekolah yang coeducation yaitu kelas campuran gender lelaki dan perempuan, pakaian sekolah/seragam buka aurat, sistem kepegawaian pemerintah maupun swasta dengan bercampur gender dikantor, pakaian seragam dinas buka aurat, sistem pertemuan, sidang, kongres yang campur aduk laki perempuan. Demikian juga berbagai macam tempat permainan, hiburan, pertunjukkan, permandian, wisata, olahraga dengan pakaiannya setengah telanjang dan sebagainya. Kemudian selanjutnya mendirikan tempat-tempat maksiat dalam berbagai bentuk dan corak berupa perjudian, pelacuran, minuman keras, ekstasi dan lain-lain baik yang terselubung maupun terang-terangan, baik dengan idzin maupun tanpa idzin resmi. Dan yang paling awal dan umum yang menggerakkan pergaulan & kerja bebas ini adalah melalui perdagangan, pasar, bursa dan lain-lain. Segala macam bentuk pergaulan bebas ini lama kelamaan membentuk kebiasaan dan watak kedua seseorang atau masyarakat. “Habit is second nature”, kata Herbert Spenser pada abad ke-18, seorang ahli ilmu jiwa asosiasi. Watak kedua ini akan terjalin kedalam struktur kepribadian seseorang yang bukan saja mempengaruhi tapi dapat mengendalikan jalan berfikir seseorang atau masyarakat. Pada tahapan ini pola perilaku (behavior sructure) sudah berpadu malahan bersenyawa dengan pola berfikir (state of mind) nya yang masing-masing terbentuk oleh pergaulan (pengalaman) dan berfikir bebas. Konsekuensinya orang atau masyarakat yang demikian sudah siap menjadi robot Yahudi. Selamat jalan menjadi abduththoghut (hamba setan) !
D3. Mencampur Aduk antara yang Haq dengan yang Bathil
Dasar pemikiran Yahudi dalam Protokolnya manusia bukan hanya punya naluri jahat tapi punya naluri menegakkan kebaikan (kebenaran). Karena itu untuk mengatur, memimpin, menggiring, menguasai manusia Non Yahudi harus punya kemampuan dan seni mengolah dan mengelola segala aspek dan seluk beluk kehidupan manusia dengan mengacu kepada kedua naluri yang kontradiktif tersebut sebagai dasar umum pertimbangan untuk merumuskan kebijakan dan langkah yang tepat sasaran dan waktu. Dan kita pula harus ingat bahwa Yahudi ini bukan hanya menggunakan logika rasionalitas tetapi sekaligus logika irasionalitas seperti magic mistik dengan bantuan setan sebab mereka ini sendiri adalah abduththtoghut atau kaki tangan setan – perhatikan Rumah Setan di Jakarta didirikan sejak zaman kolonial Belanda ! Dengan mempromosikan dan mengeksploitir campuran haq dan bathil dalam format yang indah meyakinkan sesuai dengan selera kedua kecenderungan tersebut dalam setiap program dan proyek yang berwajah manusiawi mereka mengarahkan pikiran dan kegiatan manusia kearah sasaran atau target yang telah ditetapkan secara konverhensif terpadu dan tepat waktu.
Perhatikan sejak zaman Pertengahan mereka mempromosikan sistem perdagangan dengan alat tukar dari mata uang emas dan bank yang pada awal sebagai penukar mata uang yang berbeda dari suatu daerah/negara dengan daerah/negera yang lain demi keamanan dan kelancaran perdagangan antar daerah/kerajaan. Orang tak keberatan membanyar bunga (diskonto) karena lahiriahnya mempermudah kegiatan pertukaran dan perdagangan antar daerah yang banyak resiko keamanannya dan biayanya. Tapi orang tak sadar dengan jalan sistem pertukaran dan perbankkan semacam itu lama kelamaan emas banyak terhimpun pada tangan Yahudi sebagai bankir sekaligus kegiatan perdagangan terkendali pula. Disini Yahudi memanfaatkan naluri kemudahan yang mana sesuatu yang baik bagi manusia sebagai pedagang dan sekaligus naluri kejahatan dari manusia sebagai perampok yng menunggu di sepanjang jalan transportasi perdagangan yang masih rawan tidak aman. Disini pula Yahudi memanfaatkan pikiran pragmatis manusia yang hanya melihat perdagangan dan pertukaran sebagai hal yang baik karena banyak manfaatnya bagi kesejahteraan rakyat tanpa menyadari keburukan sistem bunga uang (riba) yang diharam oleh agama (Kristen). Jadi nyatalah disini seni dan keterampilan Yahudi membungkus yang haram dengan kebaikan dengan cara yang menarik dengan menunggangi naluri manusia itu sendiri.
Dengan bangkitnya Revolusi Industri pada abad 18 kemajuan perdagangan semakin meningkat dan menyebar dengan cepat keseluruh daerah/negara koloni sehingga peranan uang dan perbankkan semakin menentukan kehidupan ekonomi dan politik masyarakat dan bangsa. Perdagangan bebas yang menjadi sifat perdagangan itu sendiri perlu memperoleh fondasi filosofis dan ilmiah untuk membenarkan perilakunya agar dapat diterima umum sebagai pandu moralitas. Maka lahirlah teori ekonomi klasik pada abad ke18 yang meyakinkan bahwa harga pasar itu bukan ditetapkan oleh pedagang atau pengusaha atau kapitalis tapi oleh mekanisme pasar yaitu antara kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran, tak seorang pedagang pun yang mampu menetapkan harga, pemerintah tidak dibenarkan memaksakan kehendaknya. Teori ini menganggap setiap pedagang dan pembeli menguasai seluk beluk barang dan harga dengan pengetahuan yang pas sama. Teori ini logis dalam rekayasa tapi tidak selalu benar dalam kenyataan pengalaman (empiris). Teori ini hanya berlaku sepenuhnya kalau semua pihak yang terlibat dalam kehidupan pasar sama-sama pintar, sama-sama ikhlas, sama-sama mampu modalnya, punya peluang yang sama, punya pengetahuan pasar yang pas sama, tidak ada spekulasi, tidak ada penimbunan barang, tidak ada kolusi, tidak ada monopoli, tidak ada kemaksiatan seperti perjudian, pelacuran, khomar, ekstasi dan sebagainya. Hal-hal yang terakhir ini merupakan faktor-faktor yang merusak mekanisme pasar berjalan secara alami. Dengan teori ekonomi klasik dari Adam Smith dkk Konspirasi Yahudi Internasional mengamankan mafia perdagangan/perekonomiannya. Untuk menghadapi gerakan sosialisme direkayasa pula teori ekonomi modern dari Keynes pada awal abad ke 20 yang berorientasi pada kebijakan moneter yang dipromosikan untuk mengatasi berbagai masalah sosial ekonomi dan pengangguran di setiap negara. Namun teori ekonomi modern ini pada hakekatnya untuk mengamankan mafia keuangan Para Pemilik Modal Yahudi Internasinal yang berdaulat di seluruh dunia dengan mempermainkan spekulasi, bunga, bantuan luar negeri, harga, kurs, krisis moneter, resesi, depresi dan sebagainya. Demikianlah logika teori rekayasa ini orang menganggap sebagai sebuah kebenaran, namun pada hakekatnya untuk membungkus secara rapi mafia yang sedang menjerat dunia. Kebathilan berwajah kebenaran suatu permainan yang indah tapi sungguh menyakitkan. Demikianlah diantara fungsi seluruh teori dari filsafat, ilmu pengatahuan sosial, ilmu budaya, psikologi, seni sastra, sejarah, ilmu politik, ilmu hukum, fisafat dan sains agama dan sebagainya yang sengaja mereka rekayasa dan susun melalui agen-agennya yang berwajah ilmuwan, filosuf, dan pakar agama. Silakan anda teliti sendiri !
D4. Menukarkan Hak dengan Kekuatan nyata
”Our right lies in force. The word “right” is an abstract thought and proved by nothing. The more means no more than : Give me what I want in order that thereby I may have proof that I am stronger than you”. {Hak kita terletak dalam kekuatan. Istilah “Hak” adalah sesuatu pikiran yang abstrak dan tak ada buktinya. Maksudnya bagi kita tak lebih dari pada : Berikan saya apa yang saya inginkan agar dengan demikian saya dapat punya bukti bahwa saya lebih kuat dari pada anda. (Protokol Yahudi, artikel1, alinea12)}. Jadi, “tidak ada hak tanpa kekuatan”, dan “standar kebenaran hanya bisa diukur dengan kekuatan”. Untuk melucuti kekuatan dari Goyim (Non Yahudi) Yahudi menggunakan ideologi liberalisme. Liberalisme adalah ideologi kosong yang paling strategis karena orang tidak tahu menggunakannya secara tepat yang pas moderat dan konsekuensinya dapat menimbulkan perpecahan, kekacauan, pembangkangan dan menggusur secara sistematis segala aspek kekuatan Goyim itu sendiri. Dengan propaganda kebebasan, persamaan, persaudaran, HAM, demokrasi dapat merasuki pikran dan perasaan kebanyakkan manusia yang pembawaannya sugestibel (mudah terpengaruh). Dengan kebebasan sebagai alasan – kalau ada peluang – mereka bertabrakan satu dengan lainnya, kelompok dengan kelompok, golongan dengan golongan, ideologi dengan ideologi, partai dengan partai, agama dengan agama, aliran dengan aliran, mazhab dengan mazhab, sekte dengan sekte, paham dengan paham, pendapat dengan pendapat, elit dengan elit, negara dengan negara, rakyat dengan pemerintah, sipil dengan militer, buruh dengan pengusaha, buruh dan tani dengan penguasa. Dalam kondisi semacam ini melahirkan peluang yang dapat menimbulkan keresahan, kekacauan, kerusuhan, tindakan teror, pemberontakan, revolusi atau perang. Konsekuensinya dengan kebebasan tidak pernah mewujudkan persamaan dan persaudaraan, yang timbul malahan permusuhan dalam kehidupan masyarakat dan negara. Lalu siapa yang siap mengambil keuntungan dari segala peluamg itu ? Tentu siapa yang telah merencanakan atau memprogramkannya, tidak lain adalah Konspirasi Yahudi Internasional itu sendiri.
Doktrin liberalisme membangunkan ajaran individualisme yang mendewa-dewakan pribadi manusia yang menjadi dasar hak asasi manusia yang digembar-gemburkan berlebih-lebihan. Dengan alasan HAM, otoritas, ajaran dan praktek kehidupan agama disepelekan, dihina, dirongrong dan digusur. Sedangkan agama itu tadinya menjadi landasan kehidupan pribadi, masyarakat dan negara. Dengan demikian lama kelamaan berlangsunglah secara sistematis disintegrasi nilai, sosial dan organisasi dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan negara. Dan kondisi ini merupakan prasyarat objektif bagi terbentuknya pribadi, masyarakat dan negara sekuler sebagaimana kita saksikan sekarang hampir sudah merata di seluruh dunia modern ini. Negara sekuler yang sangat bergantungan secara mutlak dengan emas, uang dan kaptal dalam tangan Aristokrat Yahudi Internasional. Manusia yang selalu dikeroyok oleh segala macam kebutuhan hidup yang tak habis-habisnya dan sudah terkurung dalam segala kesibukan duniawi hampir tak punya kebebasan untuk mencari jalan alternatif apalagi yang bersifat murni ukhrowi. Jadi dengan permainan HAM dan demokasi, ekonomi, politik, sosial budaya, pemerintahan Goyim, semakin dikuasai dan menambah kekuatan Yahudi Internasional dengan hanya modal berbagai slogan dari liberalisme. Menurut protokol Yahudi : menurut hukum alam tak ada gunanya hak tanpa kekuatan. Karena itu dengan segala tipu dayanya didorongnya Goyim memburu hak dengan mengorbankan kekuatannya sendiri, sementara Yahudi memanfaatkannya seefektif mungkin secara dinamis kekuatan yang dihamburkan itu. Ini berlaku dalam segala aspek kehidupann.
Dalam masyarakat, liberalisme menyebarkan dan menanamkan pula parasit politik yaitu demokrasi dari unit sosial yang terkecil sampai yang terbesar, dari kelompok sosial sampai pemerintahan negara. Rakyat dipromosikan dan dipropagandakan sebagai pemegang kedaulatan padahal sepanjang sejarah umat manusia kekuasaan pemerintahan itu selalu ditangan elit entah itu raja, presiden, perdana menteri dengan segala aparat strukturalnya. Sudah hukum alam kekuasaan (kedaulatan) itu ditangan elit, jika ditangan orang banyak (rakyat) tentu akan berantakan mengakibatkan negara bubar atau kacau balau. Tapi ide demokrasi ini sungguh menyenangkan dan membius rakyat (massa) karena formalnya berpihak kepada mereka. Pada hal yang sedang terjadi ide ini merupakan tipu daya Yahudi untuk menggiring rakyat agar merongong dan menggrogoti landasan kekuasaan pemerintahan yang sudah mapan dan kuat melalui partai politik, pemilu, dan siklus pergantian pemerintahan yang lama kelamaan dikuasai oleh agen, pion dan kaki tangannya dengan permainan uang. (Protokol Yahudi, atikel I , X). Konsekuensinya “Pemerintahan Rakyat” itu tidak lain adalah “Boneka” dibawah kendali Super Government dari Konspirasi Yahudi Internasional. Jelaslah disini dengan mempermosikan demokrasi sebagai hak rakyat pada akhirnya Yahudi menguasai rakyat, pemerintah, negara dan segala isinya hanya dengan modal propaganda demokrasi.
Perhatikan pula perubahan revolusioner di Inggis pada ke17. Dengan memperjual belikan Hak Kebebasan Agama dan Politik yang membangkitkan rasa iri dengki dan dendam kesumat diantara golongan yang berbeda agama yaitu antara penganut agama Katholik dan Protestan Anglikan. Dengan memperalat panglima Lord Oliver Cromwell meledaklah perang saudara dan berhasil memvonis hukuman mati Raja Charles I dan diekskusi di depan gedung Pusat Lembaga Keuangan Yahudi yang berdiri dekat White Hall London pada tanggal 30 Januari 1649. Sepanjang abad ke17 Konspirasi Yahudi Internasional banyak mendalangi kerusuhan, kekacauan, perang saudara di Inggris dengan menggunakan sentimen keagamaan disamping melibatkan Inggris berperang dengan negara-negara lain seperti Belanda dan Perancis yang meninggalkan utang semakin berat. Dan keberasilan Konspirasi ini yang paling menentukan adalah dengan menaikkan kaki tangannya William of Orange (William III) dari Belanda menjadi Raja Inggris.Melaluinya terciptalah utang Inggris sejumlah 1.250.000 poundsterling dari para pemilik modal Yahudi dengan syarat memberikan rekomendasi istimewa bagi berdirinya Bank Inggris (Bank of England) sebagai Bank Sentral dan hak mencetak mata uang pada tahun 1694. Dengan demikian Konspirasi Yahudi Internasional berhasil menguasai Inggris secara ekonomis dan politik dengan modal 1.250.000 poundsterling. Empat tahun kemudian (1698) hutang itu menjadi 16.000.000 poundsterling, dan pada tahun 1945 menjadi 22.503.532.372 poundsterling. Demikianlah caranya Yahudi melucuti kedaulatan negara dan rakyat sekaligus diambil ahlinya sebagai sumber kekuatannya atas nama Inggris itu sendiri sebagai selubung belaka. Jadi dengan modal propaganda kebebasan dan HAM Yahudi berhasil menguasai dan memperalat Britinica Raya (Inggris) menurut kepentingan program Yahudi Internasional sejak abad ke17 hingga sekarang.

Bagaimana pula Konpirasi Yahudi Internasional mengkondisikan dan mempersiapkan Revolusi Amerika Serikat Pada Abad ke18 yang meletus pada tanggal 19 April 1775 ? Amerika Utara ini adalah koloni Inggris. Para Pemilik Modal Yahudi Internasional menekan Inggris membayar utangnya yang menumpuk itu dengan jalan membebankan Pajak Tambahan seperti Pajak Teh kepada Amerika sebagai daerah koloni. Hal ini ditentang habis-habisan oleh rakyat Amerika yang telah mewarisi semangat kebebasan yang sangat tinggi dari nenek moyangnya yang pindah disini sejak abad 15. Apa lagi pada saat itu dengan permainan Para Pemilik Modal Yahudi melalui Bank Inggris dan kaki tangannya mendorong timbulnya krisis ekonomi, resesi dan pengangguran di Amerika. Kondisi-kondisi ini sebagai bensin yang mudah terbakar yang meledakan suatu revolusi politik untuk melepaskan diri dari kekuasaan Inggris. Amerika merdeka pada tahun 1783, konstitusinya di sahkan pada tahun 1789 dan Amerika menjadi negara federal dengan nama Amerika Serikat (United States of America). Namun kemerdekan itu dalam arti formal belaka, sedangkan sesungguhnya rakyat Amerika Serikat telah jatuh kedalam penjajahan terleselubung oleh Para Pemilik Modal Yahudi Internasional. Karena sekarang keuangan, ekonomi, politik telah dikuasai oleh mereka melalui Bank Amerika, UU Keuangan, Kongers, Menteri Keuangan dan kaki tangannya yang menyelusup dimana-mana. Presiden yang membangkang tak mau diatur dihabisi seperti nasib Presiden Abraham Lincoln yang dibunuh oleh seorang Yahudi yang bernama John Dickles Booth pada tahun 1865. Demikianlah dengan modal propaganda liberalisme (kebebasan, persamaan, persaudaraan, HAM, demokrasi, revolusi, kemerdekaan) Yahudi Internasional berhasil menyulap Amerika Serikat menjadi robotnya yang setia dengan penuh kepatuhan disamping Britinica Raya (Inggris) sejak abad ke18. (Baca protokaol Yahudi, artikel III, VIII, X).
Lalu bagaimana Konspirasi Yahudi Internasional dari Para Pemilik Modal Yahudi Internasional mempersiapkan prakondisi Revolusi Perancis 1789 ?
1) Mempropagandakan liberalisme dengan berbagai slogan yang memukau melalui seni sastra, filsafat, imu pengetahuan, pertunjukan, film, pidato, media massa, selebaran, sekolah, kursus, penataran, pengkaderan, berbagai forum pertemuan dan sebagainya ke seluruh lapisan masyarakat.
2) Menguasai media massa sebagai sarana untuk membentuk publik opini, memutar balik fakta, menyebar luaskan isue, gosip, provokasi, fitnah, mengelabui khalayak umum, mengadu domba, menimbulkan gejolak massa, konflik, kecemasan, ketakutan, kekacauan dan sebagainya
3) Mengorganisir demoralisasi dalam bebagai bentuk kemaksiatan seperti minuman keras, perjudian, obat-obat terlarang, ekstasi, permainan seks, pergaulan dan pakaian bebas, tindakan kekerasan, peyuapan, korupsi dan sebagainya.
4) Mempersipkan kader-kader dan aktivis-aktivis revolusi untuk segala lapisan masyarakat dan struktur organisasi revolusi yang berasal dari perkumpulan Free Masonry terutama dari kalanngan elit, istana, bangsawan dan gereja seperti Mirabeau, Duke Durlian, Robespierre, Danton, Napoleon dan lain-lain.
5) Menjatuhkan ekonomi pemerintah kerajaan Perancis dengan jalan :
a. mendorong kalangan istana, elit dan birokrat untuk hidup mewah dan boros dengan biaya hidup yang sangat tinggi berlebih-lebihan. Hal ini mendorong timbulnya pemerintahan yang korup.
b. melibatkannya dalam berbagai perang dan pergolakan yang memakan biaya yang sangat tinggi.
c. memberikan utang pinjaman besar-besaran dengan bunga yang tinggi. Akhirnya kas negara kosong dalam waktu yang singkat dan konsekuensinya Perancis mengalami krisis ekonomi yang parah.
d. dalam keadaan krisis ekonomi itu Para Pemilik Modal Yahudi Internasional memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi untuk membiayai perang dan pergolakan tersebut dengan syarat diberi wewenag mencetak mata uang Perancis dengan leluasa dan salah seorang pemilik modal Yahudi yang bernama Jacques Necker diangkat menjadi menteri keuangan Perancis. Setelah empat (4) tahun menjadi menteri keuangan kondisi perekonomian Perancis semakin bertambah parah, sejajar dengan utang yang semakin menumpuk yang dibuatnya. Dengan demikian lengkapalah jeratan yang mengikat leher pemerintah kerajaan Perancis.
6) Para Propagandis revolusi mengangkat tuduhan palsu keatas permukaan publik melalui selebaran gelap dan media massa bahwa Ratu melakukan berbagai sekandal dan pemborosan. Akibatnya rakyat sangat membencinya.
7) Menciptakan timbulnya semangat pembangkangan dikalangan masyarakat luas terhadap penguasa kerajaan Perancis. Semangat benci telah merasuki perasaan dan pikiran rakyat luas. Cara yang praktis ini digunakan agar rakyat melakukan langkah-langkah brutal yang diperlukan dalam tindakan revolusi yang sebentar lagi akan meledak.
Dengan revolusi Perancis yang didalangi oleh Para Pemilik Modal Yahudi Internasional dibelakang layar menghasilkan :
1) Pemerintahan Perancis yang kurang stabil, Aristokrasi Keturunan diganti oleh Aristokrasi emas, uang, kapital di tangan Yahudi.
2) Revolusi Perancis menggoncangkan kehidupan politik seluruh Eropa dan merubah peta politik di Eropa Barat pada abad ke-19. Pemerintahan Aristokrasi keturunan berangsur-angsur beralih menjadi pemerintahan yang liberalistis dengan dasar kekuatan emas, uang dan kapital di tangan Para Pemilik Modal Yahudi Internasional.
3) Rakyat yang tadinya adalah hamba raja sekarang menjadi hamba uang di tangan Yahudi. Ketenangan hidup bersama raja berubah menjadi kegelisahan hidup dalam mengejar uang yang tanpa ujung.
Demikianlah negara-negara dan rakyat Eropa hidup dalam gaya kemerdekaan liberalisme kapitalisme, yang sesungguhnya tanpa kebebasan lagi.



Sekiranya artikel ini bisa membantu dan mengupgrade pengetahuan kita semua tentang islam...trims

/*----- GNR MULTI COLUMN FOOTER WIDGET -----*/ #lower { margin:auto; padding: 0px 0px 10px 0px; width: 100%; background:#333333; } #lower-wrapper { background:#333333; margin:auto; padding: 20px 0px 20px 0px; width: 960px; border:0; } #lowerbar-wrapper { background:#333333; float: left; margin: 0px 5px auto; padding-bottom: 20px; width: 23%; text-align: justify; color:#ddd; font: bold 12px Arial, Tahoma, Verdana; line-height: 1.6em; word-wrap: break-word; overflow: hidden; } .lowerbar {margin: 0; padding: 0;} .lowerbar .widget {margin: 0; padding: 10px 20px 0px 20px;} .lowerbar h2 { margin: 0px 0px 10px 0px; padding: 3px 0px 3px 0px; text-align: left; border:0; color:#ddd; text-transform:uppercase; font: bold 14px Arial, Tahoma, Verdana; } .lowerbar ul { color:#fff; margin: 0 auto; padding: 0; list-style-type: none; } .lowerbar li { display:block; color:#fff; line-height: 1.6em; margin-left: 0 !important; padding: 6px; border-bottom: 1px solid #222; border-top: 1px solid #444; list-style-type: none; } .lowerbar li a { text-decoration:none; color: #DBDBDB; } .lowerbar li a:hover { text-decoration:underline; } .lowerbar li:hover { display:block; background: #222; }